Follow @CiaxMan

Sunday, December 4, 2011

Si Cacat Part 2

Adril memulai harinya sebagai anak kuliah yang setiap harinya dipenuhi oleh tugasan yang menumpuk. Walaupun Adril tidak mampu berjalan dengan sempurna, tapi dia mempunyai semangat yang tinggi untuk mengejar cita-citanya. Ayahnya dulu seorang pegawai swasta di suatu bank di Jakarta. Sebulan dia menjalani hidup sebagai anak kuliah sempat dia berfikir putus asa karena keterbatasannya itu.

"Hei, Dril... Gimana kuliah loe?" Doly menyapanya di kampus.
"Allhamdulillah Dol, semuanya lancar,, tapi agak jenuh nie aetiap hari tugasan terus." Adril menjawab dengan mengeluh.
"Hahahaha... yaelah... sama, gue juga gitu. Setiap hari tugas... Gak ada waktu lagi gue buat maen ps." Doly merasa kesal sambil menggaruk kepalanya.
"Sukurin loe.... Lagian kerja loe cuma bisa maen ps doank.. Telan tuh tugasan.." Adril tertawa sambil mendorong bahu Doly.
"Ah.. sialan loe... Kan wajar anak remaja kayak gue maen ps. Daripada loe kerjanya liatin Michael Jordaaaannn ajaa... Enak kalo si Jordannya ngeliat loe. Nyatanya nggak.. yang ada si Jordan makin hari makin botak aja." Doly membalas.
"Heh,,, jangan pernah menghina Michael Jordan gue yaa... Awas loe!" Adril mencoba membela pemain basket idamannya itu.
"Udah ah... lama-lama perut gue tekilir nie ngobrol ama loe terus. Makan yok.." Doly mengudahkan perbualan mereka.
"Oke... gue juga lapar.." Jawab Adril.

Kebetulan Adril adalah anak yang suka sekali dengan yang namanya olahraga basket. Tapi sayang sekarang dia udah gak bisa lagi ngerasain bermain kayak dulu lagi. Sedangkan Doly adalah anak yang menghabiskan waktunya dengan bermain ps. Kalau udah maen ps rasanya hidupnya itu cuma milik dia dengan ps kesayangannya. Sewaktu-waktu di saat dia bermain ps ternyata tiba-tiba listrik di kompleknya padam dan dengan paniknya dia sampai ngebela-belain pergi kerumah temannya dan membawa ps nya dengan maksud menumpang bermain ps.

Adril yang sekarang banyak menghabiskan waktunya dirumah dengan browsing dan membuka situs youtube melihat viedo-video basket itu merasa ada yang hilang dari hidup dia setelah mantannya Fani mutusin dia. Sebulan jarak dia putus dengan Fani membuat dia masih kepikiran dengan mantannya itu. Sesekali dia melihat BlackBerrynya dan melihat recent update ada contat yang bertuliskan Fani mengganti foto dan membuat status "3 hari lagi". Setelah membaca itu, Adril sangat merasa penasaran apa maksud dari status Fani. Dia mencoba memberanikan diri untuk nge-PING! fani, tapi ternyata Adril tidak sanggup. Dengan membuka folder laptopnya yang berjudul "Me&You" yang isinya foto-foto mereka saat mereka masih bersama. 2 tahun lamanya mereka pacaran membuat Adril susah untuk ngelupain Fani. Tidak lama kemudian, ada suara ketukan dari pintu kamar Adril....

"Adriillll... " Ternyata ayahnya memanggil dia.
"Ya pa... Masuk ajaa..." Adril menyuruh ayahnya masuk.
"Lagi ngapain kamu nak? Duuhh.. pasti lagi melihat foto-fotonya Fani yaa? Oiyaa.. Fani mau ngelanjutin kemana Dril kuiahnya?" Tanya sang ayah sambil duduk di kasur Adril.
Dengan gaguk Adril menjawab, "Hmm... hhmm... Fani ngelanjutin ke KL pa." Jawab Adril dengan menutup-nutupi laptopnya.
"Waahhhh... Bagus ya dia... Jadi kalian gimana? Udahan?" Ayahnya bertanya dengan muka bingung.
"Yaa gitu deh pa... Udah ah... Adril mau buat tugas dulu pa." Adril berusaha untuk mengalihkan.
"Oke anakkuu.... Semangat ya belajarnya... Awas lho kalo sampe gagal semester ini." Ayahnya berdiri sambil menunjuk hidung Adril.
"Iyaaaa... papaaaaaaaa....." Adril menjawab dengan panjang.

Selepas ayah Adril keluar meninggalkan kamar Adril, dia membuka lacinya dan mengambil sebuah amplop yang bertuliskan "Happy Birthday Adril Sayaaanng". Adril membuka amplop itu dan membacanya...

Happy Birthday ya sayaangg...
Semoga kamu panjang umur, sehat, dan sukses...
Dan semoga cita-cita kamu kesampean...
Amiinnnn...
Aku sayang sama kamu Dril. Aku harap kita bisa sama-sama terus ya... Love u..

Setelah membaca surat itu dia langsung menoleh ke arah bola basket yang tergantung di dinding kamarnya. Bola itu adalah hadiah pemberian dari Fani saat Adril berulang tahun. Adril semakin merasa tersentuh saat dia mengingat masa lalu dia dengan Fani. Hal-hal yang sudah mereka lewatin adalah hal yang paling indah bagi Adril. Termenung sejenak Adril pun langsung mendorong kursi rodanya ke arah kamar mandi untuk mengambil wudhu dan shalat isya.

Keesokan harinya Adril pergi ke kampus dan menghadiri kelas pagi jam 9. Pagi itu Adril masih merasa tanda tanya dengan status Fani tadi malam.

"Dril... Udah siap tugasan belum?" Faisal teman sekalas nya menyapanya.
"Udah Sal... Loe udah siapkan?" Adril kembali bertanya.
"Udah doonk.. Pagi ini di kumpul kan ya?" Faisal bertanya kembali.
"Iyaa Sal... Untung aja udah siap.. hhuuhh..." Adril menghela nafasnya.

Kelas statistik yang membuat 95% mahasiswa menjadi suntuk akhirnya siap. Faisal mendorong Adril untuk membantunya keluar dari kelas dan mereka memulai obrolan di bangku depan kelas mereka. Tidak lama Doly lewat di ujung mata Adril dan Faisal.

"Dol..." Sambil melambaikan tangan Adril memanggil Doly.
Doly pun berlari kecil menghampiri bangku tempat Adril dan Faisal duduk...
"Wooii.. Ngapain loe disini?" Doly datang dengan gayanya yang sedikit rockstar.
"Eh kenalin nie Faisal temen kelas gue,, Sal ini Doly peliharaan gue." Adril mengenalkan Doly dengan teman kelasnya...
"Sialan loe... Dril" Doly sambil memukul bahu Adril.

"Hei,,, doly" Doly memperkenalkan dirinya.
"Faisal.." Si Faisal pun membalas.
"Jurusan apa loe sal??" Tanya Doly..
Lalu Adril langsung memotong perkenalan Doly dengan Faisal...
"Eh..eh... Udah tau dia teman sekalas gue.. Ya pasti management juga lah. Masak dia jurusan menjahit.." Adril memotong seakan-akan si Doly goblok.
"Eh iyaa... Gue lupa.. Hehhehe maaf yaa.." Doly merasa malu.

Gak lama kemudian Doly pamit dengan teman kampusnya itu karena Doly buru-buru mau kelas.
"Eh gue duluan yaa.. Ada kelas nie.." Doly permisi.
"Okeee.... " Jawab serentak Adril dan Faisal.
Tidak lama Doly permisi, masuk bbm ke BB nya Adril. Ternyata bbm itu dari Doly yang berisi.
"Sialan loe... Gue kirain loe mau ngenalin ama cewek, taunya ama cowok..."
Dengan tersenyum Adril hanya membaca isi bbm itu tanpa membalasnya.

Hari sudah menunjukkan pukul 14.00 wib. Doly pun sudah tidak ada kelas lagi untuk di hadiri. Doly mencoba menelpon Adril dengan maksud ingin mengajak Adril untuk makan siang sama di kantin.

Ringtone dengan lagu Jason Miraz pun terdengar dari BB nya Adril karena ada panggilan masuk dari Doly...

"Apaan..?" Adril mengangkat telpon dari Doly.
"Dimana loe? Ngantin yok..." Ajakan Doly yang selalu memulai kata dari "NG".
"Gue udah di kantin daritadi" Ternyata Adril sudah duluan berada di kantin dengan segelas teh manis dingin di mejanya.
"Okee... Gue meluncur.." Doly menjawab dan menutup telponnya.

Doly pun sampai di hadapan Adril yang termenung sendirian. Doly pun memesan nasi goreng kesukaannya tanpa menyapa Adril. Lama-lama Doly memperhatikan Adril yang sedang konsen melihat BB nya...

"Eh ngapain sih... Gak sopan amat ada temen malah liatin BB..." Doly memarahi Adril.
"oo... loe orang? Gue kirain monyet!!" Adril menjawab sambil menyela Doly.
"Kurang ajar loe yee..." Doly sedikit kesal.
Sambil Adril sedikit membanting BB nya di meja...
"kenapa sih loe..?" Doly bingung dengan wajah Adril yang sedikit murung. Adril pun juga belum pernah cerita kalo dia udah putus ama Fani.
"Dol... Gue belum cerita ya kalo gue udah putus ama Fani.." Adril mencoba memulai cerita dengan Doly.
"Waaattt ddeeeeee... ####... Kok loe gak pernah cerita? Kapan?" Doly terkejut.
"Gak usah lebay gitu deh... Iya... kira-kira sebulan yang lalu Dol. Jadi gue ngajak dia jalan. Sehabis makan kita ngobrol tentang kuliah. Dan ternyata dia mau ngelanjutin di KL. Trus dia mutusin gitu deh. Adril sedikit sedih sambil mengisap sedotan dari gelas teh manis dinginnya.
"Ya Allah... Kalian kan udah lumayan lama juga ya Dril." Doly berekspresi prihatin.
"Ya gitu lah Dol... Tapi namanya waktu juga gak menjamin segalanya Dol. Kapan aja hubungan itu bisa putus." Adril mencoba tegar.
"Trus apa rencana loe Dril??" Tanya Doly dengan nada memancing.
"Nah gini Dol... Tadi malem dia tuh buat status "3 hari lagi". Gue penasaran itu maksudnya apa yaa?" Doly bertanya sambil mengarahkan BB nya ke depan mata Doly.
"Emang Fani berangkatnya kapan?" Doly membalas lagi.
"Gak tau gue Dol... Gue gak sempat nanya..." Adril menjawab dengan penuh rasa tanda tanya.
"Jangan-jangan 3 hari lagi dia berangkat ke KL Dril.." Doly mencoba memberi jawaban yang membuat Adril semakin tersentuh.
Doly melanjutkan pembicaraannya.. "Jadi gimana Dril... Loe emang gak bisa jumpa lagi sama Fani? Atau mungkin untuk say goodbye aja gitu?
"Kayaknya udah gak ada waktu lagi deh Dol.. Berarti kan lusa dia udah berangkat,, Udah lah... kalo jodoh gak kemana Dol..." Jawab Adril dengan sedikit harapan.
"Sabar deh Dril... Gue juga bingung harus ngasih saran apa. Udah ah... jangan di pikirin kali. Mending loe mikirin tugas aja." Doly menjawab sambil memberikan nasihat.

Tanggal di kalender menunjukan tanggal merah dan tanggal tersebut jatuh pada hari minggu. Kebiasaan Adril kalau sudah hari minggu pasti dia habiskan hanya dirumah saja bersama keluarganya. Waktu menunjukkan jam 11 pagi. Pada jam 11.10 pagi ada telepon yang masuk ke BB nya Adril. Sedikit tidak percaya ternyata telepon masuk itu dari Fani. Sedikit berfikir lalu Adril menekan tombol hijau dan berkata..."Halo..."

"Dril... Lagi dimana?" Suara Fani yang membuat Adril sedikit senang.
"Biasa lah lagi dirumah Fan... Kenapa? Tumben nelpon.." Adril membalas dengan nada biasa.
"Dril bentar lagi aku kerumah kamu yaa..." Fani menawarkan diri agar ia bisa kerumah Adril yang pada saat itu hanya diam dirumah.
Adril langsung bingung, ada angin apa Fani tiba-tiba kerumah. "HHMM.... Yaa.. Boleh aja sih. Lagian gue jg gak kemana-mana kok Fan."
"Oke kira-kira 15 menit lagi gue nyampe kok." Lalu Fani mengudahkan telponnya.

Pada hari itu kebetulan kedua orang tua Adril sedang pergi ke rumah saudaranya yang sedang mengadakan acara keluarga. Adril jarang mau ikut kalau sudah acara keluarga dengan alasan bosan.

Waktu menunjukkan jam 11.30. Terdengar suara ringtone bbm dari BB Adril. Pas di buka ternyata Fani nge-PING! dan memberitahukan bahwa Fani sudah di depan rumah Adril. Adril menyorong ban kursi rodanya ke arah pintu utama dan membukanya. Ternyata Fani sudah ada tepat di depan pintu tersebut. Lalu Fani mendorong Adril mendekat ke tempat duduk teras rumah Adril.

"Apa kabar Dril..?" Fani menanyakan kabar Adril dengan sedikit tersenyum.
"Baik Fan.. Kamu gimana?" Adril menjawab dengan sedikit salah tingkah.
"Aku juga baik kok Dril... hehe" Fani menjawab dengan senyuman.
Saat itu Adril mencium wangi parfum Fani yang sangat tidak pernah dia lupain. Adril sangat menikmati wangi Fani yang udah lama gak pernah dia rasain...
"Eh Fan,, sorry nie gue gak bisa buat minuman.. Ngerti donk yaa.."
"Gak apa apa kok Dril.. santai aja..." Fani menjawab.
"Eh Dril... gimana kuliah kamu? Lancarkan? Fani mencoba mencari-cari bahan pembicaraan.
"Yaa gitu deh Fan... Kadang lancar... Kadang... Yaa.. kadang-kadang juga lancarnya.." Adril menjawab dengan malas membahas kuliahnya.
"Hahahahaha.. apaan sih kamu... Sifat bencandaan kamu gak pernah ilang yaa... hahaha.." Fani tertawa dan mencoba mengingat sifat Adril yang selalu membuatnya tertawa.
Fani memulai lagi berbicara dengan Adril dengan muka serius..
"Dril... Ntar malam aku berangkat ke KL. Karena besok aku udah mulai pendaftaran dan segala macem. Dril... Aku tau mungkin kamu masih ngerasa kesal ataupun kecewa dengan keputusan aku kemaren. Aku mengambil keputusan ini karena aku merasa LDR itu bukan hubungan yang sehat. Aku gak mau nyakitin hubungan kita Dril...."
Adril hanya terdiam mendengarkan Fani ngomong sambil memutar BB nya di genggaman tangannya.
Fani melanjutkan lagi, "Dril,,, kamu masih marah ya sama aku? Masih gak enak hati dengan apa yang aku putusin?" Fani bertanya kepada Adril.
Adril mencoba menjawab pertanyaan yang membuat dia hampir gak sanggup buat ngomong... "Fan.. Kalopun sekarang aku bilang gak marah lagi, apakah itu bisa merubah keadaan? Nggak kan Fan? Aku udah coba buat terima keputusan kamu Fan. Aku selalu coba dan coba. Mungkin untuk sekarang ini belum bisa, dan gak tau gimana besok, lusa, atau setahun lagi. Yang jelas sekarang aku mencoba biasain diri tanpa ada kamu Fan. Yudah lah.. Fan... Aku hargai keputusan kamu. Sekarang kamu pikirin kuliah kamu. Kamu fokus dengan kuliah kamu. Jaga diri kamu baik-baik Fan..."
Dengan berusaha menjadi biasa Adril membelai bagian atas kepala Fani lalu berkata, "Jangan sering-sering tekat makan yaa!!! hehe"
Perkataan itu yang sering di ucapkan oleh Adril setiap hari dengan Fani dan itu membuat Fani pada saat itu mengucurkan air matanya.

Sambil menahan air matanya, Fani langsung memeluk Adril tanpa ragu dan merangkulnya dengan erat. Sesaat memeluk Adril, Fani pun tidak dapat menahan lagi air matanya yang terus keluar.
"Driiill... Maafin akuuu... Maafin akuuu... Kamu juga jaga diri baik-baik yaa... Kamu terus semangaaatt... Kalo ada apa-apa kamu boleh kok ngubungin aku Dril. Kamu bisa bbm aku, atau kita juga bisa janjian chating. Drill... Aku pergi yaa... Salam buat papa mama kamu. Sampe ketemu lagi ya Dril.." Fani melepaskan pelukannya dan mencoba menghapus air matanya. Adril pun sedikit mengeluarkan air matanya.

"Hati-hati di jalan ya Fan... Salam juga buat papa mama kamu..." Adril membalas kata perpisahan dari Fani.

Sebelum Fani meninggalkan rumah Adril. Ada sebuah kotak yang di bawa oleh Fani, lalu kotak itu di letakkan di pangkuan Adril.

"Nih yaa,, Buat kamuu..." Fani menaruh kotak itu.
"Apa ini???" Tanya Adril dengan kebingungan.
"Udah tar liat aja... Bye Lembuuu..." Fani meninggalkan rumah Adril dengan muka yang masih menahan air mata. Lembu adalah panggilan untuk Adril. Karena Fani merasa Adril bau lembu kalau selesai maen basket.
"Oke... Kelinciii... Ati-ati yaa..." Adril mengulang kata hati-hati sambil membalas Fani dengan panggilan kelinci yang selalu di gemari oleh Fani.

Sepulangnya Fani dari rumahnya. Dengan rasa penasaran Adril masuk ke kamar lalu membuka kotak yang di berikan oleh Fani. Dan ternyata isi kotak tersebut adalah Jersey sebuah tim NBA dengan tulisan punggungnya ADRIL dan bernomor 76. 76 adalah nomor kesukaan Adril. Nomor itu bermaksud tanggal 7 bulan 6. Tepat dengan tanggal kelahiran Adril... Lalu ada foto Fani yang di bingkai oleh Fani. Adril betul-betul tidak tau harus ngapain pada saat itu. Di dalam kotak itu ternyata masih ada amplop....

CIAX : Bagaimana kelanjutannya???? Heheheh.. tunggu duluu... Aku lg mikir juga nih... Tar pasti ada di Si Cacat Part 3. Tungguin yaaa.....

Follow @CiaxMan

No comments:

Post a Comment