Follow @CiaxMan

Wednesday, December 7, 2011

Komitmen mengalahkan segalanya...

Cerita tentang dua orang remaja yang mempunyai hubungan persahabtan yang sangat erat. Mereka menutupi rasa suka dan sayang mereka hanya karena sebuah komitmen yang gak jelas tujuan dan arahnya apa. Sebuah komitmen yang mereka putuskan malah menjadi rasa pahit bagi keduanya.

Seorang remaja yang di rawat oleh seorang Ibu yang sangat menyayanginya. Sepeninggal ayahnya yang sakit keras membuat remaja tersebut yang sering dikenal dengan nama Dio membuatnya menjadi lebih terlihat tertutup dengan lingkungan sekitar apalagi dengan yang namanya percintaan. Saat itu Dio masih di bangku SMA kelas 2. Dia merasa sangat terpukul dengan meninggalnya ayah tercinta yang pada saat itu menjadi kepala keluarga dan sumber nafkah bagi kehidupan keluarganya. Ayahnya memiliki sebuah usaha keperluan rumah tangga yang tidak jauh dari rumah mereka. Saat itu Dio lah yang melanjutkan usaha ayahnya dengan membagi waktu antara sekolah dan menjaga usaha ayahnya itu yang saat itu dibantu oleh sang ibu.

Saat Dio akan menghadapi ujian akhir nasional, Dio mendapatkan beasiswa di Universitas Indonesia di jurusan Akuntansi. Kabar menggembirakan itu adalah hadiah yang sangat berharga untuk ibu Dio. Ibunya merasa bangga kepada anaknya yang hobbynya bermain sepeda. Dio selalu menghabiskan waktunya dengan bermain sepeda kesayangannya yang pernah diberikan oleh ayahnya saat dia masih di bangku kelas 2.

Dio juga mempunyai sahabat yang di anggapnya sebagai abang kandungnya sendiri. Mungkin Dio merasa karena dia adalah anak tunggal. Jadi dia ingin sekali ada seorang yang bisa di anggapnya sebagai abangnya sendiri. Dony adalah temannya dari sejak mereka masih duduk di bangku SMP. Semua sifat Dio sudah banyak di ketahui oleh Dony.

Pada saat itu hari perpisahan sekolah tiba. Dio merasa sangat sedih ketika ia memakai jas ayahnya yang ingin di pinjamnya untuk acara perpisahan tersebut.

"Coba ayah masih ada ya bu, pasti dia lihat kalau anaknya tamat sekolah dan sebentar lagi aku mau ngelanjutin kuliah" Dia bercerita dengan ibunya yang sedang membantunya untuk mencoba jas ayahnya itu.
"Sudah lah Dio.. Ayahmu sudah lama pergi. Kita jangan terlalu larut dalam kesedihan. Ibu yakin pasti ayah tau anaknya sudah tamat sekolah, apalagi anaknya mendapatkan beasiswa. Tidak ada hadiah yang lebih berharga bagi orang tua selain hadiah kesenangan dari anak-anaknya" Ujar ibunya yang pada saat itu sedikit merasa sedih.
"Iya bu... Semoga ayah tahu kalau anaknya sebentar lagi jadi anak kuliahan. he..he..he" Dio mencoba menjadi tabah.

Acara perpisahan di mulai, Dio dan Dony datang bersamaan untuk menghadiri acara perpisahan di sekolahnya. Dio bertanya kepada sahabatnya itu tentang rencana Dony dengan kuliahnya.

"Eh Don... Jadi mau ngelanjutin kemana nih kuliahnya?" Tanya Dio
"Kayaknya aku ngelanjutin ke Bandung Yo..." Dony menjawab dengan nada seperti tidak yakin.
"Yahh.. jauhan dong kita.." Dio membalas dengan merasa tidak ingin terpisah dari sahabatnya itu.
"Yaelah Jakarta ama Bandung kan dekat Yo... Hari libur gue juga bisa maen ke Jakarta" Jawab Dony dengan yakinnya.
"Iya juga yaa.. Dimanapun itu semoga kamu sukses deh Don.. Amiiinn.."

Selain Dony, Dio juga mempunyai sahabat cewek. Dulu cewek ini sempat pernah suka dengan Dio. Tapi karena keadaan Dio yang selalu tertutup membuat Anggi menjadi merasa putus asa untuk mencoba dekat sama Dio.

"Diooo... Selamat yaa, denger-denger kamu dapet beasiswa ya di UI." Anggi memberikan selamat dengan dio.
"Eh, makasih nggi... Kamu gimana? Keterima dimana kamu? Tanya Dio dengan membalas pertanyaan Anggi.
"Aku juga ketrima di UI yo.. Jurusan management tapi. Sama donk kampus kita" Anggi menjawab dengan perasaan gembira.
"Wahh iya yaa.. deket banget. 1 kampus... Jangan sombong-sombong ya ntar" Jawaban Dio yang sambil mengancam.
"Iyee... Hahaha..."

Selang beberapa bulan Dio pun sudah menjadi anak kuliahan. Segala hari-harinya di lewatkan dengan sibuk kuliah dan menjada usaha ayahnya. Saat itu dia merasa kesepian sejak di tinggalkan oleh sahabatnya yang melanjutkan kuliah di Bandung. Pada suatu hari Dio merasa kehilangan sewaktu sahabatnya itu pamitan dengannya.

"Yo... Aku pamit yaa.. Sore ini aku berangkat ke Bandung.." Dony meminta izin dengan sahabatnya yang dikenalnya sejak di bangku smp.
"Oke Don.. Hati-hati ya Don, mudah-mudahan kamu makin sukses disana" Dio merelakan kepergian sahabatnya itu sambil bersalaman dan berpelukan.
"Jangan lupa telpon-telpon yaa Don,, Jangan sombong-sombong kalau udah disana, sering maen ke Jakarta." Harapan Dio yang ingin terus bersama sahabatnya itu.
"Iyaa... Gampang.. hehe." Dony pun meninggalkan Dio untuk pergi ke Bandung.

Memang hari itu Dio harus rela di tinggalkan oleh sahabatnya. Dio mulai mengisi hari-harinya dan membiasakan diri tanpa si Dony yang biasanya selalu pulang sekolah bersamaan, becanda di sekolah, membuat hal-hal bodoh. Banyak kenangan Dio dengan Dony yang gak bisa di lupain selama di bangku sma. Tapi semua pertemuan pasti ada perpisahan.

Tidak terasa sudah 1 tahun Dio menjalani hari-harinya sebagai anak kuliah. Semakin hari Dio semakin sering berjumpa dengan Anggi. Hubungan mereka pun bisa di bilang dekat seperti Dio dan Dony. Awalnya Anggi selalu meminta bantuan dengan Dio untuk mengerjakan tugas. Sejak saat itu Anggi malah sering berbagi cerita dengan Dio. Setiap hari mereka bertemu di kampus. Tidak tau apa maksud dari hubungan mereka yang bagi mereka tidak lebih dari sahabat. Tapi teman-teman Anggi malah heran yang melihat mereka semakin hari semakin lengket. Di sebuah pertemuan Anggi dan Dio, Anggi pernah menanyakan tentang keluarga Dio, tentang ibu Dio. Dari cerita Dio membuat Anggi merasa prihatin dengan Dio yang saat ini tinggal dengan ibunya dan harus membagi waktu antara kuliah dan usaha ayahnya.

Anggi mencoba berbicara serius di depan Dio...
"Yo... Thanks yaa udah mau bantuin aku buat tugasan." Anggi berterimakasih dengan Dio.
"Iya nggi,,, sama-sama... Aku seneng kok ngajarin kamu. Aku juga bisa sambil belajar kan jadinya.." Dio yang sangat sabar mengajari Anggi.
"Yo... Kamu kalau ada apa-apa, kamu boleh kok cerita sama aku. Mana tau kamu perlu tempat buat sharing, perlu temen buat ngobrol. Aku siap kok dengerinnya. Yaa itung-itung balas budi aku ke kamu yang udah ngajarin aku buat tugas" Anggi berbicara dengan penuh perasaan.
Dengan nada tertatih Dio pun hanya bisa menjawab "hhmm... hhmm.. Iya Nggi... Thanks yaa." Dio menjadi salah tingkah saat itu.

Setelah percakapan mereka tidak tau kenapa Dio yang tadinya sangat tertutup dengan yang namanya cewek sekarang berubah menjadi seperti lelaki biasa. Akhirnya Dio mempunyai teman yang bisa dia percayai selain Dony. Setiap hari mereka saling ketawa-ketawa dan bercanda bersama. Terkadang Anggi juga suka menghubungi Dio untuk mencoba menghibur Dio yanng saat itu merasa kehilangan setelah di tinggalin ayahnya dan juga sahabatnya.

Dio pernah beberapa hari tidak masuk kuliah karena sakit. Anggi mencoba menghubungi hp nya tapi tidak aktif. Akhirnya Anggi mencoba menelpon kerumah Dio yang pada saati itu ibu nya yang mengangkat. Anggi menanyakan kabar tentang Dio. Ternyata Dio mengalami sakit demam yang tinggi yang mengharuskan dia untuk beristirahat yang cukup. Anggi pun memberanikan diri untuk menjenguk Dio dirumahnya dengan membawa buah-buahan. Saat itu Dio hanya terbaring di tempat tidur. Dio sempat terkejut dengan kehadiran Anggi yang tiba-tiba di arahkan oleh ibu Dio untuk masuk ke kamarnya.

"Dio.. aku hubungin ke hp tapi hp kamu gak aktif, makanya tadi aku telfon kerumah, eehh taunya ibu kamu bilang kamu lagi sakit. Makanya nih aku bawain buah-buahan" Anggi sambil meletakkan bungkusan di meja Dio.
"Makasih ya nggi,,, Udah repot-repot bawain buah segala..Kecarikan yaa..?" Dio yang terbaring pun masih bisa berkata gombal dengan Anggi.
"Geerrr..... Enak aja.." Angii punmenjadi salah tingkah.
"Kok bisa sakit sih yoo? Kecapekan ya kamu?"
"Kayaknya sih nggi... Gak ada istirahatnya, setiap hari aku harus jagain usaha ayah" Jawab Dio menjelaskan.
"Iyaa.. tapi kan kamu harus istirahat Dio.." Anggi sambil mencubit perut Dio..
"Iyaa Anggii... " Dio yang sedikit kesal karena di marahin,

"By the way,, Makasih ya nggi kamu udah repot-repot mau datang" Dio berterimakasih dengan Anggi.
"sama-sama Yo... Namanya juga sahabat... Ya gak?" Anggi yang saat itu memainkan alis matanya.

"Eh nggi... Kita bakal gini terus kan?" Dio melontarkan pertanyaan yang membuat Anggi kaget.
"Hah? Maksudnyaa?
"Iya... Kita bakal gini terus kan nggi? Gak pernah ada yangberubah kan? Dio kembali memberikan pertanyaan yang semakin membuat Anggi bingung.
"Ya iyalah Diooo... Emang apanya yang mau di ubah???" Anggi menjawab dengan nada bingung.
"Iya nggi.. Aku takut aja kalo hubungnan kita ini berubah menjadi hubungan... hmmm... hmm.. Pacaran gitu maksudnya. Gimana ya... Aku nyaman dengan hubungan kita yang sekarang ini. Kita gak perlu berantem, kita gak perlu diem-dieman kayak orang pacaran yang kerjanya berantem dan akhirnya putus dan gak pernah berhubungan lagi. Cukup aku ngerasa kehilangan lagi nggi...." Dio menjelaskan maksudnya kepada Anggi...
"ooo... Ya iyalah.. geer banget sih kamu, siapa juga yang mau jadian ama kamu, hahahaha... Iyaaa sayaaannggg ku,,, buah hatikuu... Sekarang kita komit yaa. Kalo kita adalah sahabat. Jangan pernah berubah. Apapun itu. Kita tetap sama-sama, kita tetap bakalan jadi sahabat. DEAL?" anggi menyodorkan jari telunjuknya untuk membuat perjanjian dengan Dio.
"DEAL!!!" Dio membalas dengan menyodorkan jarinya ke jari si Anggi.

Mereka mempunyai sebuah komitmen bahwa mereka adalh sahabat dan bisa di bilang mereka tidak akan membuat sebuah hubungan itu berubah menjadi pacaran. Hubungan mereka pun menjadi layaknya antara adik dengan abangnya. Tidak peduli apa kata orang yang selalu menganggap mereka adalah pacaran.

Anggi yang sudah masuk ke semester 3 bergabung di sebuah organisasi di kampus. Dimana organisasi itu berbentuk sosial. Anggi bergabung dan diberikan jabatan sebagai skretaris di organisasi tersebut yang diketuai oleh Anji. Anji adalah salah satu mahasiswa yang sangat diminati banyak wanita. Kharisma yang terpancar dari muka Anji membuat semua wanita menjadi salah tingkah.

Di minggu pertama Anggi bergabung ternyata dia di sibukkan oleh acara sosial yang diadakan oleh organisasi mereka. Pada saat itu Anggi sering bertemu dengan Anji untuk membahas acara mereka yang tanggalnya sudah semakin dekat. Di kesibukan Anggi sebagai skretaris dia masih menyempatkan waktu untuk sms Dio yang pada saat itu masih saja sibuk denga n tugas dan usaha ayahnya. Di tengah kesibukan Dio dia membaca sms dari Anggi yang berisikan...

"Dio... Inget lho! jaga kesehatan kamu. Aku gak mau denger kamu sakit lagi. Kalo kamu sakit lagi aku suruh kamu kmakan sayur 1 panci baru tau rasa" Anggi mengingatkan Dio dan mengancam Dio utnuk memakan sayuran yang sangat tidak disukai oleh Dio.

"Iyaa.... kayak nenek-nenek aja merepet trus tuh bibir... Gudluck ya sis buat acaranya..." Dio membalas dan memanggil Anggi dengan panggilan sis singkatan dari sister.

Semakin hari Anggi banyak menghabiskan waktunya di kampus dan rapat dengan anggota-anggota lain termasuk Anji si ketua organisasi. Pada rapat terakhir menjelang acara Anji sempat ngobrol panjang lebar dengan Anji yang saat itu sifat Anji ke Anggi mulai kelihatan ada yang beda dari yang biasanya. Anji sering menawarkan diri untuk mengantar dan menjemput Anggi yang awalnya Anggi selalu menolak dan pada akhirnya Anggi menerima tawaran si ketua itu.

Setelah acara sosial selesai Anggi malah sering menghabiskan waktu dengan Anji yang kelihatannya sedang dalam masa pendekatan. Dio tidak pernah lagi menerima sms dari Anggi apalgi telefon. Dio dan Anggi juga sudah jarang bertemu di kampus. Tetapi Dio terlihat biasa saja karena tidak bosannya dia memang harus fokus ke kuliahnya dan usaha ayahnya.

Sesekali Dio duduk dengan membaca buku di sebuah tempat duduk di kampusnya. Dia melihat sesosok Anggi sedang turun dari mobil sedan dan jalan berdua bersama cowok menuju kampus. Penglihatan Dio sangat jelas bahwa itu adalah Anggi. Anggi terlihat tersenyum pada saat dia berjalan dengan Anji. Sepulangnya Dio dari kampus, dirumah ia masih penasaran dengan penglihatannya tadi siang. Dia mencoba menelpon Anggi yang pada saat itu sibuk dengan organisasinya..

Bunyi ringtone berbunyi dari hp Anggi...

"Haloo.. Yo..." Anggi menjawab telpon Dio.
"Eh apa kabaar? Udah lama gak kelihatan.." Dio seperti merasa rindu dengan Anggi.
"Hehe.. Baik yo.. Aku lagi sibuk organisasi nih.. Eh yo,, ntar yaa aku lagi mau rapat." Anggi seperti cepat-cepat menutup telfon dari Dio.
"Oke deh Nggi... Sorry-sorry aku ganggu..." Dio terlihat tidak enak hati.
Tiba-tiba telfon itu pun langsung di tutup oleh Anggi yang ternyata pada saat itu ada Anji di sebelahnya.

2 bulan kemudian Dio melihat kalender di hp nya dan ada reminder yang berisikan hari ulang tahun sahabatnya itu. 3 hari menuju hari ulang tahun Anggi, Dio mencoba menghubungi beberapa teman Anggi yang sempat dikenalkan Anggi kepada Dio. Dio bersama 3 orang kawannya Anggi merencanakan surprise party. Dio yang bukan tergolong anak dari orang kaya mencoba membuat sebuah surprise party dengan uang nya yang sangat pas-pasan. Saat itu Dio memilih untuk membelikan Anggi maratabak keju coklat kesukaan Anggi dengan menaruh lilin di atasnya. Dio juga membuat sebuah frame foto yang isinya kelakuan-kelakuan anehnya si Anggi. Hari ulang tahun Anggi pun tiba. Dio sengaja tidak mengucapkan selamat via sms bermaksud untuk memberikan surprise.

Dio dan 3 orang kawannya Anggi berkumpul di sebuah kantin kampus. Dio menyuruh salah satu temennya Anggi untuk mengajak Anggi ke kantin tempat mereka merencanakan surprise party. Sebelum Dio menyuruh temannya itu, terlihat Anggi sedang jalan berdua dengan Anji dan terlihat Anggi di berikan surprise party oleh Anji ketuanya itu. Anggi terlihat tertawa bahagia pada saat dia meniup lilin yang di pasang di atas kue tart. Anggi pun menyuapkan kue tersebut dengan memilih Anji menjadi orang yang pertama di lanjutkan teman-teman yang lain. Dio dan 3 orang teman Anggi hanya melihat acara Anggi dan membuat Dio merasa segan untuk menegur Anggi. Sahabat anggi yang pada saat itu bersama Dio pun hanya bisa mengelus punggung Dio yang saaat itu terdiam...

"Sabar ya yoo.... Ntar kita rencanain lagi gimana.." Sahabatnya memberi support ke Dio.
"Heheh.. Gak apa kok Nov. Namanya dia juga lagi ulang tahun. Ntar kapan-kapan aja deh aku kasih ke dia. Gampang lah." Dio terlihat berusaha tegar. Akan tetapi dia merasa sedih. Dia gak bisa memberikan sesuatu di saat sahabatnya lagi berulang tahun.

Saat itu Dio pulang dengan membawa martabak tersebut dengan kotak yang bertulisan "Happy Birthday Anggiiiii...". Dio pun mengetik sms ucapan selamat ulang tahun kepada Anggi seperti tidak ada kejadian apa-apa. Sejak saat itu Anggi tidak pernah lagi sekalipun menghubungi Dio. Sepertinya perkataan Anggi yang menjanjikan akan selalu ada hanya perkataan saja. Tapi Dio tidak pernah merasa kecewa atau marah. Dio masih menganggap Anggi sebagai sahabatnya dan seperti adiknya. Tetapi akhir-akhir ini Dio seperti merasa kehilangan sesosok sahabatnya. Tapi perasaan itu sangat beda saat Dio melihat foto Anggi yang berjejer di frame yang di buat oleh Dio. Hatinya seperti bertanya-tanya ada apa sebenarnya perasaan dia ke Anggi. Tapi Dio berusaha meyakinkan dirinya bahwa Anggi adalah sahabatnya.

Dio mendengar sebuah kabar bahwa Anggi jadian dengan Anji si ketua organisasi. Setelah mendengar kabar itu dalam hati Dio berkata.. "Akhirnya si tukang merepet dapet pacar. Hahahah...". Tanpa dia menyadari bahwa Dio suka dengan Anggi, tapi Dio juga tidak mau melanggar komitmen yang telah mereka buat bahwa mereka tetap menjadi sahabat.

Waktu berjalan terus.. Dio tetap pada kegiatannya yang sama. Sedangkan Anggi sudah berpacaran dengan Anji tanpa pernah memberikan kabar lagi kepada Dio. Sesekali Dio mengirimkan sms tapi jawaban yang dia terima hanya sms apa adanya. Tidak seperti balasan Anggi yang dulu. Dio berfikir sekarang Anggi mempunyai pacar. Dio memilih untuk melihat Anggi senang daripada Dio harus merusak hubungan mereka dengan mengirimkan sms kepada Anggi.

2 tahun telah berlalu. Dio di hadapkan dengan cobaan yang sangat berat. Ibunya tiba-tiba jatuh pingsan dan menyebabkan ibuya terserang penyakit stroke. Saat itu Dio bingung harus berbuat apa. Dio dan ibunya hanya memiliki satu saudara di Jakarta. Yaitu adik ibunya sendiri. Keluarga yang lain banyak tinggal di kampung Dio yang sangat jauh dari Jakarta. Dio hanya di bantu oleh tantenya untuk membawa ibunya kerumah sakit. Cobaan apalagi yang harus di hadapi Dio saat ini. Dia sangat bingung dan dia memerlukan orang untuk menemaninya. Tetapi Dio tetap bersabar dan terus bersabar dengan apa yang dia hadapi. Dia ingin menelpon Anggi untuk mengabarkan jabar ibunya, tetapi hp Anggi tidak aktif. Dio pun hanya mengirimkan sms kepada Anggi yang berisikan...

"Anggi,, Ibu sedang sakit. Sekarang di rawat di rumah sakit. Kalau bisa balas sms aku ya"

Tapi sms itu tidak ada jawaban sama sekali. Sudah beberapa minggu Dio tidak pernah datang ke kampus. Itu membuat sahabat-sahabat Anggi menjadi tanda tanya. Satu-satunya orang yang tau tentang ibu Dio adalah Roby salah satu teman kelas Dio. Ketiga orang sahabat Anggi oun mendatangi kelas Dio dan kebetulan mereka bertanya kepada roby.

"Hmm.. Maaf,, Dio nya ada gak?" Si nova salah satu sahabat Anggi bertanya.
"Wah Dio udah 2 minggu gak masuk. Kemaren dia bilang ibunya masuk rumah sakit" Jawab Roby dengan lugunya.
"oo... gitu... Oke deh... makasih yaa."

Selang 3 minggu ibunya sakit akhirnya Dio harus kehilangan orang yang dia sayangin yaitu ibunya. Dio tidak berhenti mengeluarka air mata saat ibunya di tutupi oleh kain putih dan terbaring di tempat tidur kamar rumah sakit. Dio saat itu keluar dari kamar dan mencoba menahan air matanya yang terus keluar. Dio hanya di temani tantenya yang memeluk Dio agar Dio bisa tenang.

"Ibuuu... Ibuuu... Kenapa ibu ninggalin Dio... Dio harus tinggal sama siapa bu.. Ibu.. bangun bu. Sebentar lagi Dio wisuda.. Dio pengen orang tua Dio lihat waktu Dio wisuda. Ibuuuu..." Akhirnya tantenya menarik Dio dan memeluknya kembali.

Malam ketiga meninggalnya ibunda Dio yang terlihat hadir hanya Dony yang datang dari Bandung. Dio yang beberapa bulan lagi akan wisuda harus tegar menghadapi cobaan yang datang padanya. Pada saat itu si Anggi pun juga belum mengasih balasan sms dari Dio. Dio yang sebenarnya menaruh rasa kepada Anggi harus hidup dengan sendiri. Sepeninggalnya ibunda Dio yang hanya tau tentang itu cuma Dony dan teman sekelas Dio yang bernama Roby. Dia mencoba mengirimkan kabar kepada Anggi tetap tidak ada balasn. Ternyata Anggi menukar nomor handphonenya atas permintaan Anji karena Anji adalah cowok yang sangat pencemburu dan tidak ingin pacarnya itu di hubungin oleh cowok lain termasuk Dio.

Hari wisuda tiba. Hari itu bukan hari yang spesial lagi bagi Dio. Terlihat dia keluar dari ruangan wisuda dengan melewati jejeran teman-teman seperjuangannya berfoto lengkap dengan keluarga mereka. Dengan memakai toga Dio berjalan ke arah ruangan dosen yang di anggapnya sangat baik kepadanya.

"Pak makasih ya pak selama ini sudah banyak mengajari saya....
Tidak lama Dio pun mengucurkan air matanya dan memeluk dosen tersebut.
Si dosen pun memeluknya dengan erat dan memberikan nasihat..
"Iya Dio... Selamat ya kamu sudah menjadi sarjana. Bapak bangga sekali sama kamu. Terus berjuang ya Dio. Kejar cita-cita kamu. Jangan larut dalam kesedihan"
Mendengar kata-kata itu, Dio semakin mengeluarkan air matanya karena mengingat ibunya pernah berkata yang sama.

Dio pun berjalan ke arah pintu gerbang kampus dengan melewati beberapa kawan seperjuangannya yang memberikan selamat kepadanya dan berfoto. Tidak lama tampak Anggi yang sedang berjalan dengan gaya khasnya memakain kemeja dan celana jeans. Saat itu Anggi belum wisuda karena dia harus mengulang beberapa pelajaran. Dio pun tidak sengaja lewat di hadapan Anggi. Anggi pun memanggil Dio yang saat itu matanya bengkak karena menangis.

"Dioo...." Anggi memanggil berteriak kecil.
"Dio... Selamat yaa.. Mata kamu kenapa kayak abis nangis gitu? Ibu kamu mana?" Anggi bertanya. Dio terdiam sejenak seperti tidak sanggup dengan pertanyaan tersebut.
"Yooo... " Anggi mencoba bertanyanya lagi,
"Ibu udah gak ada Nggi.. Kemaren ibu sakit dan 3 minggu yang lalu" Dio menjawab dengan menahan air matanya.
"Innalillahi... Dioo.. Kenapa kamu gak bilang sama aku? Kenapa kamu gak ngasih aku kabar?" Anggi berprihatin sambil memegang bahu Dio.
"Kemaren aku coba hubungin kamu tapi gak ada balasan nggi. Aku minta maaf ya." Dio semakin tidak bisa menahan air matanya.
"Dio.. aku minta maaf. Kemaren itu aku ganti nomor dan aku lupa ngasih tau kamu. Dioo maafin aku diooo.. Harusnya aku ada saat kamu lagi kayak gini." Anggi sangat merasa bersalah sekali.
"Gak papa Anggi.. Kemaren aku mau nyari kamu tapi aku bingung mau nyari kemana. Oiyaa.. Aku sekalian pamit ya nggi. Mungkin besok aku harus berangkat ke Singapore, Allhamdulillah aku ketrima kerja disana. Lagian disini aku juga gak puunya siapa-siapa lagi. Aku gak sanggup buat tinggal dirumah yang setiap saat wajah ayah sama ibu terbayang di setiap sudut rumahku." Dio memberikan penjelasan kepada Anggi.
"Kamu becanda kan Dio? Dio, barusan aku dengar ibu kamu udah gak ada, dan sekarang aku harus dengar kamu bakalan pergi. Kenapa kamu harus pergi? Dio apa kamu gak bisa menunda kepergian kamu??" Anggi mulai mengeluarkan air mata dan berharap Dio untuk tidak pergi.
"Maafin aku nggi... Aku kayaknya bakalan pergi. Aku gak tau kapan kita bisa ketemu lagi. Nggi... Jujur di saat kamu gak pernah ngasih ke kabar ke aku, disitu aku mulai ngerasa kehilangan. Aku suka sama kamu nggi.. Aku sayang sama kamu. Maaf yaa aku gak nepati komitmen kita. Mungkin ini kesempatan aku yang terakhir buat ngomong ke kamu. Maaf mungkin aku udah ngerusak persahabatan kita." Dio yang berkata dengan air mata yang membasahi pipinya membuat Anggi hanya tertunduk dan menangis.
"Diooo... " Anggi hanya bisa memanggil nama Dio.
Akhirnya Dio pergi dari hadapan Anggi yang saat itu tidak bisa menahan air matanya.


Dio pulang dengan keadaan rumah yang kosong. Rumah yang penuh dengan foto-fotonya bersama ayah dan ibunya. Satu persatu barang yang ada dirumahnya di letakkan di dalam kotak-kotak agar terlihat rapi. Dio tidak sanggup melihat sudut-sudut rumahnya yang pernuh kenangan. Dan saatnya Dio harus meninggalkan rumah itu untuk mengejar hidup yang baru. Dengan mengusap sebuah fotonya bersama ayah dan ibunya dia masih mengeluarkan air matanya.

"Ayah.. Ibu sekarang Dio udah jadi sarjana. Dio dapet panggilan kerja di Singapore. Semoga ini bisa membuat ayah dan ibu senang disana. Doain Dio ya Yah, Bu...."

Sms masuk ke hp Dio yang dikirim oleh Anggi...

"Dio, kamu kapan berangkatnya? Boleh gak buat terakhir kalinya aku nganterin kamu.. Pliss jawab sms ini."

Dio menjawab "Besok aku berangkat jam 2 siang nggi, tapi sebelum itu aku mau ke kuburan ayah dan ibu ku.."

Keesokan harinya sekitar pukul 9 pagi Dio di jemput oleh Anggi. Pagi itu Dio sudah bersiap-siap dengan kopernya untuk berangkat ke Singapore. Sebelum ke airport, Dio ingin ke kuburan ayah dan ibunya untuk berpamitan.
Tibanya di airport dan waktu penerbangan semakin dekat Dio mengambil sebuah kotak dari dalam tas nya dan langsung di berikan kepada Anggi yang saat itu masih belum menerima untuk berpisah dengan Dio. Kotak yang masih bertuliskan "Happy Birthday Anggiii" di terima oleh Anggi.

Akhirnya Dio masuk ke waiting room tanpa ada kata-kata dari mulutnya. Anggi kembali ke mobil dan membuka kotak itu yang ternyata sudah di persiapkan Dio sewaktu ulang tahun Anggi,

"Anggiii... Happy Birthday yaaa... Semoga kamu panjang umur, sehat terus... Aku gak bisa ngasih apa-apa. Tapi aku buatin frame foto kamu tuh. Hehehe.. Jelek sih.. Tapi di pajang ya Nggii...."

Akhirnya Dio pun berangkat dan Anggi tetap harus melanjutkan kuliahnya yang harus di selesaikannya. Sebuah komitmen telah mengalahkan rasa sayang mereka yang selama ini mereka pendam masing-masing. Akhirnya komitmen itu menjadi rasa yang pahit dan membuat rasa suka dan sayang menjadi kekal di dalam khayalan mereka. Sekarang kenyataan yang menyakitkan lah yang menemani mereka dan kesedihan lah yang menutupi rasa bahagia di hati mereka...........

Tuesday, December 6, 2011

Aku dan PaperClip

Pagi ini... Akhirnya aku bisa bangun lagi dan mulai mengetik yang namanya blog. Aku cuma bisa nulis blog ini cuma waktu pagi aja. Kenapa? Bukan karena aku bisa konsen atau banyak inspirai. Alasan cuma 1, internet di asrama ku bisa cepat cuma di waktu pagi.

Pagi ini aku mau nyeritain lagi tentang band ku. Jadi dulu kami pernah berkumpul untuk membuat foto. Memang gak penting sih pembahasan ku. Tapi aku pengen share ke kalian bahwa foto anak band itu membuat aku gak mau berfoto lagi. Kenapa? Lihat ini...



Sesi Pertama

Sesi pertama sudah membuat aku sebagai seorang vocalist menjadi seorang BoyBand. Bayangin aja aku disuruh berfoto dengan duduk diantara yang lain, dengan memposisikan kepalaku mereng, dan kaki di angkat satu dan yang aku lebih gak setuju, penampakan personil yang ada di kanan (berdiri) memperlihatkan jarinya kalau dia anak metal dan itu atas permintaan si photographer. Kenapa aku gak setuju? Sejak kapan PaperClip yang ngebawain lagu KERISPATIH berkesan bahwa kami membawain lagu METALICA!! Wooowww.... Oke, ini sesi keduanya.



Di sesi kedua aku dapat posisi yang sangat tidak enak. Tanpa merasa bersalah si photographer memberikan instruksi "Ayoo Abang vocalistnya tiduran, terus abang yang 2 nya lagi timpa vocalistnya". Okeeee..... Sampe sekarang aku masih terbayang muka photographer itu. Dan ini yang sesi ketiga....



Di sesi ini membuat aku trauma sama yang namanya foto ala anak band. Aku lebih milih berfoto ala pejabat. Simple... Cuma berdiri berjejer lurus, dengan tangan terlipat di depan perut. Bayangin di sesi kedua udah 2 orang yang ada di atas ku. Di sesi ketiga malah di tambah menjadi 4 orang. Whhhaaatttttt????? Bayangin rata-rata timbangan mereka itu berkisar 60-65 kg. Kita bilang aja mereka rata-rata 60kg. Jadi kalau 4 x 60kg, berarti aku menahan beban sekitar 240kg. O my goooddd..... Dan si cewek yang 2orang di arahkan untuk menopang dagu dan itu sama aja mereka menopang 50% dari berat badan mereka berdua. Di saat itu aku bersyukur bahwa personil PaperClip cuma ada 7 orang. Kalau di PC ada 15 orang personil. Bayangin aja aku harus menahan beban lebih dari 240kg.

Monday, December 5, 2011

Chicken Dance By. Dono Kasino Indro

Nyanyian Kode. by. Kasino & Indro

Lirik Nyanyian Kode. by. Kasino


Kasino :
Malem...
Uwe wong bu, aruko
Namidana kodore nariyo
Omoidatsu natsunohi
Yang baju merah jangan sampe lolos

Siawasiwa...
(Banci 1 : Lagunya baru Om?)
Cerewet! Owono uweni...
(Banci 2 : Kasetnya udah beredar Om?)
Sama juga gue tabok lu ye!
Gue heran bener kok jadi lupa
Gara-gara banci gue mesti masuk reff lagi
Brengsek bener...

Siawasiwa uwono uweni
Yang baju merah jangan sampe lepas
Lu jangan liat cewek
Ntar buronannye lepas
(Dono : Lagu apaan tuh?)
Ini lagu gue boleh mengarang sendiri
(Dono : Malu-maluin.)
Nyanyian kode, nyanyian kode...
(Dono : Kode buntut?)
Buntut pala lu buntut pala lu...

Siawasiwa uwono uweni
Elu jangan godain cewek aje
(Dono : Jangan ngawur ah!)
Lu bego kagak ngarti
(Dono : Apaan?)
Gue nyanyiin kode
Kode kode tak kode kode
Tak goblok kode tak goblok kode
(Dono : Yang bener dong!)
Tak goblok kode tak goblok kode
De kode kode, elu bego bego bener.

Dono : Lho kok ilang?
Kasino : Lu sih, meleng aja!
Dono : Nah situ sih ngajak berantem!
Kasino : Lu yang gak ngarti!
Dono : Ngarti apa?
Kasino : Gue udah nyanyi buat kode, lu bengong aja!
Dono : Oh nyanyian tadi kode toh?
Kasino : Bodo dipiara, kambing dipiara bisa gemuk!

*Kalau mau nyanyi di atas udah aku posting videonya... Mari Bernyanyi!!!!

Sebuah Kebodohan

Gara-gara blog ini pagi-pagi aku harus udah bangun pagi karena pengen nulis. Tapi gak apa lah, karena emang bangun pagi kayak gini yang aku pengen selama ini. Mengawali hari dengan bangun, sikat gigi, buat segelas kopi, dan sebatang rokok itu nikmatnya gak terhingga. Oiyaa... pagi ini aku mau bicarain apa ya? Nah aku mau cerita tentang kejadian pagi ini.

Tadi pagi sekitar jam setengah 7 waktu Malaysia aku pergi beli sarapan di deket-deket kampus. Jadi tempat jualannya itu deket sekali sama lampu merah yang di ketahui lamaaaaaa kali lampu hijaunya. Karena itu beberapa orang atau teman-temanku malas kalau harus ngelewatin lampu itu. Sewaktu sampai di tempat pembelian sarapan itu, aku melihat ada seorang anak mungkin umurnya berkisar kurang lebih 22thn. Si anak membeli sarapan dan membayarnya kepada penjual. Dia terlihat sangat terburu-buru, dia berekspresi seperti gelisah. Ternyata dia gelisah karena dia melihat lampu dari arah tempat sarapan itu lagi berwarna hijau. Karena lampu itu berwarna hijau, setelah membayar si anak tadi langsung berlari ke arah sepeda motornya yang ternyata dia menaikin sepeda motor yang salah. Dia menaikin sepeda motor yang terparkir di sebelah motornya sendiri. Aku rasa pada saat itu dia merasa malu. Setelah itu baru lah dia menaikin sepeda motornya sendiri. Mungkin dengan menutupi rasa malunya dia memainkan gas sepeda motornya dengan sangat tinggi alias RIBUUUTTTT!!! Kalian tau yang terjadi apa? Akhirnya dia berhasil mengangkat ban depan sepeda motornya lalu dia keterusan dan menabrak sebuah pohon yang tersusun rapi di pinggir jalan itu. Yang paling PAHITnya.. Semua pengunjung yang berada disitu tidak ada satupun yang menolongnya. Nasi lemak yang dia beli pun jatuh semua. Saat itu saya ingin sekali mengatakan "SAATNYA SAYA BILANG SEMPURRNNAAAA, DAN SAATNYA KITA KETAWAAA.... HAHAHAHAHHAAHHHAHAHA!!!!!!!! *punya Mas Demian Sang Ilusionis

Follow @CiaxMan

Sunday, December 4, 2011

CIAX "true story" 4

Tulisan kali ini masi berbau tingkah-tingkahku yang tidak bisa di terima oleh akal sehat. Kali ini aku mau berbagi cerita tentang band.. Yeaahh.. Band.... Jadi buat anak-anak band hati-hati dengan kejadian ini.

Di postingan sebelumnya saya udah cerita kalo dulu pas SMA aku punya band yang namanya PAPERCLIP. Yes... itu diaa... Jadi dulu awal berdirinya PC kami bawain lagu yang sedikit ngerock. Kami sempat nyoba bawain lagu Jengah yang di populerkan oleh Pas Band. Jadi saat itu kami bertujuh berkeinginan untuk mengikuti suatu acara festival band yang di adakan di UNPRI-MEDAN.

Hari festival tiba, dan kami sudah siap dengan lagu yang udah ingin kami bawa. Naiklah si PC ini ke atas panggung. Intro mulai terdengar di sound stage dengan garang. Kalian pasti tau lah lagu Jengah-nya Pas Band. Di saat mau masuk reff si vocalist alias saya sendiri mencoba mengeluarkan aksi panggungnya dengan meloncat dari atas panggung ke bawah panggung. Dan apa yang terjadi? Saya malah terjatuh dan terguling...

Itu kejadian yang sangat sangat harus di hindari bagi vocalist-vocalist. Kejadian kedua,, Pada saat itu kami mengisi acara di sebuah radio yang ada di Medan, tepatnya radio itu bernama Prambors. Masih dengan band yang sama yaitu PaperClip. Di event itu PC mencoba bawain lagu SAMSONS yang berjudul AKHIR RASA INI. Coba deh kalian dengerin lagu itu,,, intronya kan agak lumayan panjang tuh. Pertama ada suara gitar lalu vocalnya masuk. Jadi gitaris ku sudah memulai menggenjreng gitarnya dengan maksud pancingan supaya aku masuk untuk bernyanyi. Tapi yang terjadi aku malah termenung dan lupa masuknya dimana. Tiba-tiba si gitaris mendekat dan MENUNJANG pantatku sambil berkata "woii.. masok woii!!". Akhirnya aku pun masuk dengan kunci gitar berada di kunci C, sedangkan suaraku berada di A, alias baling.

Kejadian yang terakhir adalah hal yang membuat ku ikhlas dan sabar. Masi dengan radio yang sama dengan di atas. PC diundang maen untuk event TELKOMSEL GOES TO SCHOOL. Kami akustikan ke beberapa sekolah di Medan. Sewaktu nampil di sebuah sekolah, tapi aku lupa sekolahnya. Saat itu kami ngebawain lagunya Andra yang Sempurna. Masih dengan tema aksi panggung, saya mencoba memberikan aksi yang romantis dengan melirik seorang cewek yang saya lihat manis dan cakep. Pada saat bernyanyi kebiasaan saya melepas kacamata minus saya. Tetapi itu menjadi serangan balik buat saya. Kenapa? Karena saya salah menarik cewek. Tadinya yang saya lihat manis dan cakep, tapi karena mata saya rabun akhirnya saya menarik cewek yang salah......

CIAX "true story" 3

Hahahahaha... Ternyata enak ya nulis. Gak bayar, gak ngeluarin duit. Tapi yang ada lama kelamaan bukan badan yang kurus, tapi JARI. It's okay lah namanya juga buat ngisi waktu luang. Daripada jadi tentara ngisi waktu luang dengan push-up. Kita ngomongin apalagi yaa? hhmmm.... Oiya... Ngamang2, Ngiming2, Ngumung2, Ngemeng2, Ngomong2, Kalo ngomongin masalah tingkah laku aku waktu masi masa-masa labil lah ya istilahnya.

Dulu aku teringat kalo dulu aku pernah ngecat rambut... Sekarang aku baru sadar, kok sanggup kali lah ya aku dulu bisa-bisanya ngecat rambut dengan warna ORANGE u know...
Dan aku bela-belain gak keramas selama 3 hari, karena kalo keramas cat nya ilang. Hahahahaha. Dulu aku sempat ngikutin trend cowok yang pake celananya di pantat. Ingat gak ama trend itu? Hahahaha.... Kemana-mana aku make celana di pantat. Sampe aku berfikir hari ini aku pake celana di pantat, besok2 ada trend pake celana di kepala. Haduuhhh... ada2 aja ya duluuu.

Dulu aku termasuk anak yang suka sekali sama yang namanya berantam. Jadi dulu aku punya cerita. Aku pernah berantam sama anak cina di komplek aku. Masalahnya cuma gara-gara. Si tim cina ini bermain bola memakai 1 lapangan tanpa ada izin. Sedangkan aku dan kawan-kawan juga mau maen bola. Karna melihat mereka bermain 1 lapangan, jadi kami nanya apakah mereka ada surat keterangan dari satpam. Ternyata tidak ada. Tanpa basa-basi kami pun langsung masuk ke lapangan dengan mengganggu si tim cina tadi. Nah dulu aku posisinya kiper. Pas kami masuk datang lah bisa di bilang pentolan dari si tim cina tadi. Si cina tadi langsung dateng ke gawang tempat aku berdiri. Dia langsung ngomong dengan nada tinggi. Akhirnya kami saling maki-makian sampe si cinta tadi *tuh kan jadi cinta jadinya (malas ngapus lagi). Si cina tadi langsung mukul pas di pipi kananku. Pastinya aku balas donk,,, Tapi dewa fighting belum berpihak samaku. Pas aku mau mukul si cinta tadi (tuh kan salah lagi). Pas aku mau kukul si cina tadi (tuh kan sekarang mukulnya yang salah. Pas aku mau m-u-k-u-l si c-i-n-a tadi,, ternyata kaki ku nyangkut di tali gawang dan menyebabkan aku di tendang dengan posisi telentang di tanah. Sekian dan terima kasih. Oiya lupa... sekedar pemberitahuan.. Di saat aku kenak serang di saat itu lah aku belum ada sarapan dan sikat gigi. Karena saat itu kami bermain bola di pagi hari...

CIAX "true story" 2

Lagi-lagi jari ku gak bisa lepas dari keypad laptop ini. Mungkin untuk cerita Si Cacat-nya tnggu dulu yaa... Jari aku masi pusing mikirnya...
Ngomong-ngomong masalah judul diatas. Kenapa aku buat true story? Karena cerita yang aku tulis ini memang betul-betul kenyataan. Yaa... tapi agak sedikit di plesetin lah biar gak kaku. Di postingan aku yang sebelum-sebelumnya aku udah bilang kalo aku anak ketiga dari 3 bersaudara. Jadi aku punya kakak yang paling tua dan abang yang nomor 2. Dari ketiga bersaudara ini yang tingkah nya agak aneh cuma aku dan abangku. Bapakku pasti kalau di tanya jawabannya pasti udah bosen untuk menceramahi kedua anaknya ini. Bapakku itu adalah orang yang sangat keras untuk mendidik anaknya. Yang namanya tali pinggang, tangan, kaki, pernah sampe ke muka ku, kemaren sempet juga mau minjem kaki tetangga sebelah buat nendang aku, untungnya tetangga lagi pergi. Hahahahaha.... Kemaren aku sempat mau nabung untuk beli samsak di rumah. Karena aku fikir bapakku gak bisa bedain mana samsak mana anaknya. Jadi kalo ada samsak dia bisa bedain.

Bicarain masalah tingkah laku aku dari SD sampe aku kuliah sebenarnya banyak yang gak enaknya. Tapi itu aku anggap bukan sebuah aib. Malah itu aku jadikan sebuah pengalaman yang gak pernah bisa aku lupain. Aku pengen pengalaman-pengalaman itu bisa di dengar dan di baca langsung sama istri dan anakku nanti.

Dulu aku SD di HARAPAN. Nah di harapan itu kelasnya kan dari A sampe C. Jadi kalo kelas 1A, 1B, 1C. Trus kalo A itu yang pintar-pintar, B sedang, C *yaaa gak usah di bilang pasti kalian tau lah setelah membaca tulisan-tulisan aku. Kawan-kawan,,, tau gak dulu yang namanya Muhammad Rizky alias Ciak alias yang nulis ini pas kelas 1 kerjanya berak di celana... Hahahahahha... Tapi serius lho... bisa di bilang setiap hari pasti aku berak celana. Tapi duluuu lhoo,,, mudah2an sekarang gak. Sekarang beraknya udah di kamar mandi. Kalo inget itu rasanya.. Ya ALLAH... dulu aku tukang berak celana... hahaahhaa.

Naik ke kelas 2, kebiasaan yang aku tulis di atas sudah menghilang dari hidupku. Aku mulai membiasakan diri untuk buang air besar dirumah sebelum berangkat ke sekolah. Tapi di kelas 2 aku punya pengalaman lagi nih... Dulu kan aku ikut jemputan. Waktu kelas 2 itu aku ada kegiatan les matematika sampe jam 4 sore. Asal udah les pasti aku paling lama keluar kelas karena aku gak pernah bisa jawab soal yang dikasih. Jadi hukumannya gak boleh pulang sampe soalnya di siapkan. Karena kelamaan, supir jemputannya ninggalin aku. Bingung dooonnkk mau pulang naik apa. Sedangkan di kantong cuma ada seribu perak dan dulu juga belum kenal yang namanya HP. Akhirnya aku memutuskan naik taxi dari sekolah pulang kerumah. Sampainya dirumah ternyata bapakku udah menunggu di teras dengan tangan lengket di pinggang, dan muka sangat ketat,,, Kalian tau gak apa yang terjadi? Aku di telanjangi sama bapakku dan di suruh berdiri di depan rumah. Hahahahahha....

Kalau ingat-ingat masa dulu kadang aku berfikir gak nyangka bisa jadi kayak gini. Bayangin aja dulu pas SD pelajaran yang aku ingat cuma :

1. Pelajaran tentang pahlawan-pahlawan (IPS). Itupun yang aku ingat cuma "Pahlawan-pahlawan yang sudah mati di ceburin ke lubang buaya"
2. Pelajaran tentang magnet (IPA).
3. Pelajaran mengarang. Dulu di kelas 6 ada pelajaran mengarang yang di bimbing oleh Pak.Rajawali. Dulu pertama kali dengar nama itu, di bayangan aku kalo guru aku datang ke kelas dengan cara terbang dan mengepak2an sayapnya. *ituuu buruuunng!!!

Cuma 3 pelajaran ini lah yang cuma aku ingat di SD. Aku rasa kalo bapakku baca tulisan ini pasti sepatunya yang merk BONIA melayang ke muka aku. Terakir muka aku pun jadi merk BONIA.
Tapi dari situ aku mengambil sebuah pelajaran bahwa sebenarnya ilmu yang sebenar-sebenarnya kita cari itu adalah di luar sekolah. Di sekolah kita hanya di ajarkan 1+1=2... Tapi 1+1=100000 kita dapat di luar. Gak tau sih ini betul apa gak. Tapi ini lah yang aku rasain.

Buat aku hidup ini kuncinya cuma 1 aja. SIAP!!. Kita harus siap gagal dan siap untuk sukses. Gagal itu gak perlu di takutin. Cuma 1 aja kata yang bisa ngalahin kata gagal, yaitu COBA. Hidup juga gak perlu repot. Jalanin aja hidup kalian, kalo hidup kalian ke kiri ya ke kiri, ke kanan ya ke kanan. Tapi inget 1 hal!!! Diri kita yang mengatur hidup, jangan hidup yang mengatur diri kita. *udah kayak mario teguh nie, adiknya mario bross.....

CIAX "true story"

Ternyata mempunyai sebuah blog itu menyenangkan. Dimana kita bisa berbagi cerita dengan orang-orang. Dengan adanya blog aku merasa bebas untuk cerita apapun yang aku mau. Sebenarnya sedikitpun aku gak punya hobby yang namanya nulis. Makanya aku sendiri juga bingung kenapa tiba-tiba aku suka nulis.

Aku adalah orang yang suka menghayal. Apalagi sebelum tidur... Tapii bukan menghayal yang lain lhoo....#####....
Jadi apa yang selama ini aku hayalin adalah cerita yang mungkin membuat aku menjadi peduli dengan lingkungan sekitar aku. Semua manusia pasti punya cerita. Walaupun kita bilang dia adalah pedagang sendal jepit, tapi pasti dia mempunyai sebuah cerita. Nahhh... itu dia aku pengen mengangkat sebuah cerita dari pandangan aku dari lingkungan sekitar aku.
Sebenarnya banyak di dunia ini yang kita cuekkin atau kita tidak perduli dengan hal tersebut. Aku pengen hayalan yang selama ini aku hayalin itu gak cuma ada di dalam otak aku. Aku pengen semua yang ada di sekitar aku tuh menjadi sebuah cerita. Cerita itu bisa berbentuk lelucon atau pun berbentuk motivasi.

Bisa di bilang "NULIS DAN BACA" itu gak ada dalam kamus ku. Tapi rasanya kalau udah nulis aku gak bisa berhenti. Hobby ku banyak... Dari bola kaki... Bola basket... Semua bola pasti ikutin kecuali Bola Mata... Dan aku juga suka beladiri... Tapi bela-belain aku gak suka!!!

Pas jamannya SMP aku mulai suka dengan yang namanya musik. Sampe aku membentuk sebuah band yang namanya HYPER BAND *asseekkkk..... Jadi di HYPER itu aku sebagai gitarist. Yang lucunya dulu aku maen gitar gak pernah mau bawain lagu yang ada kunci "#" nya.. Kayak F#M, G#M... Karna susah!... Hahahahaha... Tapi dulu aku sering beli majalah MBS. Majalah itu dulu majalah lagu-lagu lengkap dengan kuncinya. Balik lagi masalah HYPER tadi,, HYPER itu terdiri dari kawan-kawan ku dari smp. Ada bagong (drum), Dodo (gitar), Ari (bass), dan Agung (vocal). Jadi dulu kami sering bawain lagu PADI.

Masuk ke SMA, kami mulai terpisah dari Agung dan Bagong. Tapi kawanku yang namanya Dodo sekaligus pencinta musik (salut buat dia, gitarist mantap!) itu ingin membuat sebuah band lagi. Akhirnya Aku, Dodo, Imam (dulu dia di hyper additionalnya Ari), Billy (temen smp juga) membentuk band lagi yang kami beri nama PAPERCLIP... Pasti penasaran kan apa artinya PaperClip? Penasaraaan kaannn?... Nah... itu dia masalahnya aku aja sampe sekarang gak tau kenapa namanya PaperClip. Pada saat itu kami suka bawain lagu KERISPATIH. Eh tapi ntar dulu... Di PC aku jadi vocal...hahaha.. Gak maen gitar lagi. Setelah jalan beberapa bulan kami mengajak Ozy (gitar 2), Ebo (keyboard), Ody (vocal 2) untuk bergabung di PC. Akhirnya PC menjadi 7 orang.... Banyak festival yang kami ikutin di Medan dan Allhamdulillah........ Gak pernah menang!!! Hiihihii...

Itu sedikit cerita-cerita saya mengenai pribadi saya dan temen-temen... Ntar aku lanjutin lagi yaa....

Si Cacat Part 2

Adril memulai harinya sebagai anak kuliah yang setiap harinya dipenuhi oleh tugasan yang menumpuk. Walaupun Adril tidak mampu berjalan dengan sempurna, tapi dia mempunyai semangat yang tinggi untuk mengejar cita-citanya. Ayahnya dulu seorang pegawai swasta di suatu bank di Jakarta. Sebulan dia menjalani hidup sebagai anak kuliah sempat dia berfikir putus asa karena keterbatasannya itu.

"Hei, Dril... Gimana kuliah loe?" Doly menyapanya di kampus.
"Allhamdulillah Dol, semuanya lancar,, tapi agak jenuh nie aetiap hari tugasan terus." Adril menjawab dengan mengeluh.
"Hahahaha... yaelah... sama, gue juga gitu. Setiap hari tugas... Gak ada waktu lagi gue buat maen ps." Doly merasa kesal sambil menggaruk kepalanya.
"Sukurin loe.... Lagian kerja loe cuma bisa maen ps doank.. Telan tuh tugasan.." Adril tertawa sambil mendorong bahu Doly.
"Ah.. sialan loe... Kan wajar anak remaja kayak gue maen ps. Daripada loe kerjanya liatin Michael Jordaaaannn ajaa... Enak kalo si Jordannya ngeliat loe. Nyatanya nggak.. yang ada si Jordan makin hari makin botak aja." Doly membalas.
"Heh,,, jangan pernah menghina Michael Jordan gue yaa... Awas loe!" Adril mencoba membela pemain basket idamannya itu.
"Udah ah... lama-lama perut gue tekilir nie ngobrol ama loe terus. Makan yok.." Doly mengudahkan perbualan mereka.
"Oke... gue juga lapar.." Jawab Adril.

Kebetulan Adril adalah anak yang suka sekali dengan yang namanya olahraga basket. Tapi sayang sekarang dia udah gak bisa lagi ngerasain bermain kayak dulu lagi. Sedangkan Doly adalah anak yang menghabiskan waktunya dengan bermain ps. Kalau udah maen ps rasanya hidupnya itu cuma milik dia dengan ps kesayangannya. Sewaktu-waktu di saat dia bermain ps ternyata tiba-tiba listrik di kompleknya padam dan dengan paniknya dia sampai ngebela-belain pergi kerumah temannya dan membawa ps nya dengan maksud menumpang bermain ps.

Adril yang sekarang banyak menghabiskan waktunya dirumah dengan browsing dan membuka situs youtube melihat viedo-video basket itu merasa ada yang hilang dari hidup dia setelah mantannya Fani mutusin dia. Sebulan jarak dia putus dengan Fani membuat dia masih kepikiran dengan mantannya itu. Sesekali dia melihat BlackBerrynya dan melihat recent update ada contat yang bertuliskan Fani mengganti foto dan membuat status "3 hari lagi". Setelah membaca itu, Adril sangat merasa penasaran apa maksud dari status Fani. Dia mencoba memberanikan diri untuk nge-PING! fani, tapi ternyata Adril tidak sanggup. Dengan membuka folder laptopnya yang berjudul "Me&You" yang isinya foto-foto mereka saat mereka masih bersama. 2 tahun lamanya mereka pacaran membuat Adril susah untuk ngelupain Fani. Tidak lama kemudian, ada suara ketukan dari pintu kamar Adril....

"Adriillll... " Ternyata ayahnya memanggil dia.
"Ya pa... Masuk ajaa..." Adril menyuruh ayahnya masuk.
"Lagi ngapain kamu nak? Duuhh.. pasti lagi melihat foto-fotonya Fani yaa? Oiyaa.. Fani mau ngelanjutin kemana Dril kuiahnya?" Tanya sang ayah sambil duduk di kasur Adril.
Dengan gaguk Adril menjawab, "Hmm... hhmm... Fani ngelanjutin ke KL pa." Jawab Adril dengan menutup-nutupi laptopnya.
"Waahhhh... Bagus ya dia... Jadi kalian gimana? Udahan?" Ayahnya bertanya dengan muka bingung.
"Yaa gitu deh pa... Udah ah... Adril mau buat tugas dulu pa." Adril berusaha untuk mengalihkan.
"Oke anakkuu.... Semangat ya belajarnya... Awas lho kalo sampe gagal semester ini." Ayahnya berdiri sambil menunjuk hidung Adril.
"Iyaaaa... papaaaaaaaa....." Adril menjawab dengan panjang.

Selepas ayah Adril keluar meninggalkan kamar Adril, dia membuka lacinya dan mengambil sebuah amplop yang bertuliskan "Happy Birthday Adril Sayaaanng". Adril membuka amplop itu dan membacanya...

Happy Birthday ya sayaangg...
Semoga kamu panjang umur, sehat, dan sukses...
Dan semoga cita-cita kamu kesampean...
Amiinnnn...
Aku sayang sama kamu Dril. Aku harap kita bisa sama-sama terus ya... Love u..

Setelah membaca surat itu dia langsung menoleh ke arah bola basket yang tergantung di dinding kamarnya. Bola itu adalah hadiah pemberian dari Fani saat Adril berulang tahun. Adril semakin merasa tersentuh saat dia mengingat masa lalu dia dengan Fani. Hal-hal yang sudah mereka lewatin adalah hal yang paling indah bagi Adril. Termenung sejenak Adril pun langsung mendorong kursi rodanya ke arah kamar mandi untuk mengambil wudhu dan shalat isya.

Keesokan harinya Adril pergi ke kampus dan menghadiri kelas pagi jam 9. Pagi itu Adril masih merasa tanda tanya dengan status Fani tadi malam.

"Dril... Udah siap tugasan belum?" Faisal teman sekalas nya menyapanya.
"Udah Sal... Loe udah siapkan?" Adril kembali bertanya.
"Udah doonk.. Pagi ini di kumpul kan ya?" Faisal bertanya kembali.
"Iyaa Sal... Untung aja udah siap.. hhuuhh..." Adril menghela nafasnya.

Kelas statistik yang membuat 95% mahasiswa menjadi suntuk akhirnya siap. Faisal mendorong Adril untuk membantunya keluar dari kelas dan mereka memulai obrolan di bangku depan kelas mereka. Tidak lama Doly lewat di ujung mata Adril dan Faisal.

"Dol..." Sambil melambaikan tangan Adril memanggil Doly.
Doly pun berlari kecil menghampiri bangku tempat Adril dan Faisal duduk...
"Wooii.. Ngapain loe disini?" Doly datang dengan gayanya yang sedikit rockstar.
"Eh kenalin nie Faisal temen kelas gue,, Sal ini Doly peliharaan gue." Adril mengenalkan Doly dengan teman kelasnya...
"Sialan loe... Dril" Doly sambil memukul bahu Adril.

"Hei,,, doly" Doly memperkenalkan dirinya.
"Faisal.." Si Faisal pun membalas.
"Jurusan apa loe sal??" Tanya Doly..
Lalu Adril langsung memotong perkenalan Doly dengan Faisal...
"Eh..eh... Udah tau dia teman sekalas gue.. Ya pasti management juga lah. Masak dia jurusan menjahit.." Adril memotong seakan-akan si Doly goblok.
"Eh iyaa... Gue lupa.. Hehhehe maaf yaa.." Doly merasa malu.

Gak lama kemudian Doly pamit dengan teman kampusnya itu karena Doly buru-buru mau kelas.
"Eh gue duluan yaa.. Ada kelas nie.." Doly permisi.
"Okeee.... " Jawab serentak Adril dan Faisal.
Tidak lama Doly permisi, masuk bbm ke BB nya Adril. Ternyata bbm itu dari Doly yang berisi.
"Sialan loe... Gue kirain loe mau ngenalin ama cewek, taunya ama cowok..."
Dengan tersenyum Adril hanya membaca isi bbm itu tanpa membalasnya.

Hari sudah menunjukkan pukul 14.00 wib. Doly pun sudah tidak ada kelas lagi untuk di hadiri. Doly mencoba menelpon Adril dengan maksud ingin mengajak Adril untuk makan siang sama di kantin.

Ringtone dengan lagu Jason Miraz pun terdengar dari BB nya Adril karena ada panggilan masuk dari Doly...

"Apaan..?" Adril mengangkat telpon dari Doly.
"Dimana loe? Ngantin yok..." Ajakan Doly yang selalu memulai kata dari "NG".
"Gue udah di kantin daritadi" Ternyata Adril sudah duluan berada di kantin dengan segelas teh manis dingin di mejanya.
"Okee... Gue meluncur.." Doly menjawab dan menutup telponnya.

Doly pun sampai di hadapan Adril yang termenung sendirian. Doly pun memesan nasi goreng kesukaannya tanpa menyapa Adril. Lama-lama Doly memperhatikan Adril yang sedang konsen melihat BB nya...

"Eh ngapain sih... Gak sopan amat ada temen malah liatin BB..." Doly memarahi Adril.
"oo... loe orang? Gue kirain monyet!!" Adril menjawab sambil menyela Doly.
"Kurang ajar loe yee..." Doly sedikit kesal.
Sambil Adril sedikit membanting BB nya di meja...
"kenapa sih loe..?" Doly bingung dengan wajah Adril yang sedikit murung. Adril pun juga belum pernah cerita kalo dia udah putus ama Fani.
"Dol... Gue belum cerita ya kalo gue udah putus ama Fani.." Adril mencoba memulai cerita dengan Doly.
"Waaattt ddeeeeee... ####... Kok loe gak pernah cerita? Kapan?" Doly terkejut.
"Gak usah lebay gitu deh... Iya... kira-kira sebulan yang lalu Dol. Jadi gue ngajak dia jalan. Sehabis makan kita ngobrol tentang kuliah. Dan ternyata dia mau ngelanjutin di KL. Trus dia mutusin gitu deh. Adril sedikit sedih sambil mengisap sedotan dari gelas teh manis dinginnya.
"Ya Allah... Kalian kan udah lumayan lama juga ya Dril." Doly berekspresi prihatin.
"Ya gitu lah Dol... Tapi namanya waktu juga gak menjamin segalanya Dol. Kapan aja hubungan itu bisa putus." Adril mencoba tegar.
"Trus apa rencana loe Dril??" Tanya Doly dengan nada memancing.
"Nah gini Dol... Tadi malem dia tuh buat status "3 hari lagi". Gue penasaran itu maksudnya apa yaa?" Doly bertanya sambil mengarahkan BB nya ke depan mata Doly.
"Emang Fani berangkatnya kapan?" Doly membalas lagi.
"Gak tau gue Dol... Gue gak sempat nanya..." Adril menjawab dengan penuh rasa tanda tanya.
"Jangan-jangan 3 hari lagi dia berangkat ke KL Dril.." Doly mencoba memberi jawaban yang membuat Adril semakin tersentuh.
Doly melanjutkan pembicaraannya.. "Jadi gimana Dril... Loe emang gak bisa jumpa lagi sama Fani? Atau mungkin untuk say goodbye aja gitu?
"Kayaknya udah gak ada waktu lagi deh Dol.. Berarti kan lusa dia udah berangkat,, Udah lah... kalo jodoh gak kemana Dol..." Jawab Adril dengan sedikit harapan.
"Sabar deh Dril... Gue juga bingung harus ngasih saran apa. Udah ah... jangan di pikirin kali. Mending loe mikirin tugas aja." Doly menjawab sambil memberikan nasihat.

Tanggal di kalender menunjukan tanggal merah dan tanggal tersebut jatuh pada hari minggu. Kebiasaan Adril kalau sudah hari minggu pasti dia habiskan hanya dirumah saja bersama keluarganya. Waktu menunjukkan jam 11 pagi. Pada jam 11.10 pagi ada telepon yang masuk ke BB nya Adril. Sedikit tidak percaya ternyata telepon masuk itu dari Fani. Sedikit berfikir lalu Adril menekan tombol hijau dan berkata..."Halo..."

"Dril... Lagi dimana?" Suara Fani yang membuat Adril sedikit senang.
"Biasa lah lagi dirumah Fan... Kenapa? Tumben nelpon.." Adril membalas dengan nada biasa.
"Dril bentar lagi aku kerumah kamu yaa..." Fani menawarkan diri agar ia bisa kerumah Adril yang pada saat itu hanya diam dirumah.
Adril langsung bingung, ada angin apa Fani tiba-tiba kerumah. "HHMM.... Yaa.. Boleh aja sih. Lagian gue jg gak kemana-mana kok Fan."
"Oke kira-kira 15 menit lagi gue nyampe kok." Lalu Fani mengudahkan telponnya.

Pada hari itu kebetulan kedua orang tua Adril sedang pergi ke rumah saudaranya yang sedang mengadakan acara keluarga. Adril jarang mau ikut kalau sudah acara keluarga dengan alasan bosan.

Waktu menunjukkan jam 11.30. Terdengar suara ringtone bbm dari BB Adril. Pas di buka ternyata Fani nge-PING! dan memberitahukan bahwa Fani sudah di depan rumah Adril. Adril menyorong ban kursi rodanya ke arah pintu utama dan membukanya. Ternyata Fani sudah ada tepat di depan pintu tersebut. Lalu Fani mendorong Adril mendekat ke tempat duduk teras rumah Adril.

"Apa kabar Dril..?" Fani menanyakan kabar Adril dengan sedikit tersenyum.
"Baik Fan.. Kamu gimana?" Adril menjawab dengan sedikit salah tingkah.
"Aku juga baik kok Dril... hehe" Fani menjawab dengan senyuman.
Saat itu Adril mencium wangi parfum Fani yang sangat tidak pernah dia lupain. Adril sangat menikmati wangi Fani yang udah lama gak pernah dia rasain...
"Eh Fan,, sorry nie gue gak bisa buat minuman.. Ngerti donk yaa.."
"Gak apa apa kok Dril.. santai aja..." Fani menjawab.
"Eh Dril... gimana kuliah kamu? Lancarkan? Fani mencoba mencari-cari bahan pembicaraan.
"Yaa gitu deh Fan... Kadang lancar... Kadang... Yaa.. kadang-kadang juga lancarnya.." Adril menjawab dengan malas membahas kuliahnya.
"Hahahahaha.. apaan sih kamu... Sifat bencandaan kamu gak pernah ilang yaa... hahaha.." Fani tertawa dan mencoba mengingat sifat Adril yang selalu membuatnya tertawa.
Fani memulai lagi berbicara dengan Adril dengan muka serius..
"Dril... Ntar malam aku berangkat ke KL. Karena besok aku udah mulai pendaftaran dan segala macem. Dril... Aku tau mungkin kamu masih ngerasa kesal ataupun kecewa dengan keputusan aku kemaren. Aku mengambil keputusan ini karena aku merasa LDR itu bukan hubungan yang sehat. Aku gak mau nyakitin hubungan kita Dril...."
Adril hanya terdiam mendengarkan Fani ngomong sambil memutar BB nya di genggaman tangannya.
Fani melanjutkan lagi, "Dril,,, kamu masih marah ya sama aku? Masih gak enak hati dengan apa yang aku putusin?" Fani bertanya kepada Adril.
Adril mencoba menjawab pertanyaan yang membuat dia hampir gak sanggup buat ngomong... "Fan.. Kalopun sekarang aku bilang gak marah lagi, apakah itu bisa merubah keadaan? Nggak kan Fan? Aku udah coba buat terima keputusan kamu Fan. Aku selalu coba dan coba. Mungkin untuk sekarang ini belum bisa, dan gak tau gimana besok, lusa, atau setahun lagi. Yang jelas sekarang aku mencoba biasain diri tanpa ada kamu Fan. Yudah lah.. Fan... Aku hargai keputusan kamu. Sekarang kamu pikirin kuliah kamu. Kamu fokus dengan kuliah kamu. Jaga diri kamu baik-baik Fan..."
Dengan berusaha menjadi biasa Adril membelai bagian atas kepala Fani lalu berkata, "Jangan sering-sering tekat makan yaa!!! hehe"
Perkataan itu yang sering di ucapkan oleh Adril setiap hari dengan Fani dan itu membuat Fani pada saat itu mengucurkan air matanya.

Sambil menahan air matanya, Fani langsung memeluk Adril tanpa ragu dan merangkulnya dengan erat. Sesaat memeluk Adril, Fani pun tidak dapat menahan lagi air matanya yang terus keluar.
"Driiill... Maafin akuuu... Maafin akuuu... Kamu juga jaga diri baik-baik yaa... Kamu terus semangaaatt... Kalo ada apa-apa kamu boleh kok ngubungin aku Dril. Kamu bisa bbm aku, atau kita juga bisa janjian chating. Drill... Aku pergi yaa... Salam buat papa mama kamu. Sampe ketemu lagi ya Dril.." Fani melepaskan pelukannya dan mencoba menghapus air matanya. Adril pun sedikit mengeluarkan air matanya.

"Hati-hati di jalan ya Fan... Salam juga buat papa mama kamu..." Adril membalas kata perpisahan dari Fani.

Sebelum Fani meninggalkan rumah Adril. Ada sebuah kotak yang di bawa oleh Fani, lalu kotak itu di letakkan di pangkuan Adril.

"Nih yaa,, Buat kamuu..." Fani menaruh kotak itu.
"Apa ini???" Tanya Adril dengan kebingungan.
"Udah tar liat aja... Bye Lembuuu..." Fani meninggalkan rumah Adril dengan muka yang masih menahan air mata. Lembu adalah panggilan untuk Adril. Karena Fani merasa Adril bau lembu kalau selesai maen basket.
"Oke... Kelinciii... Ati-ati yaa..." Adril mengulang kata hati-hati sambil membalas Fani dengan panggilan kelinci yang selalu di gemari oleh Fani.

Sepulangnya Fani dari rumahnya. Dengan rasa penasaran Adril masuk ke kamar lalu membuka kotak yang di berikan oleh Fani. Dan ternyata isi kotak tersebut adalah Jersey sebuah tim NBA dengan tulisan punggungnya ADRIL dan bernomor 76. 76 adalah nomor kesukaan Adril. Nomor itu bermaksud tanggal 7 bulan 6. Tepat dengan tanggal kelahiran Adril... Lalu ada foto Fani yang di bingkai oleh Fani. Adril betul-betul tidak tau harus ngapain pada saat itu. Di dalam kotak itu ternyata masih ada amplop....

CIAX : Bagaimana kelanjutannya???? Heheheh.. tunggu duluu... Aku lg mikir juga nih... Tar pasti ada di Si Cacat Part 3. Tungguin yaaa.....

Follow @CiaxMan

Si Cacat Part 1

Adril adalah anak yang baru tamat dari bangku SMA. Sebentar lagi dia akan menghadapi ujian kemasukan untuk menuju universitas. Adril anak yang mempunyai keterbatasan, pada kelas 2 SMA dia mengalami kecelakaan yang membuatnya duduk di kursi roda selama hidupnya...

Saat itu Adril mempunyai kegiatan extrakurikuler di sekolahannya. Dia sangat hobby bermain basket. Saat sore menjelang magrib dia pun bersiap-siap untuk kembali pulang kerumah dengan menunggang sebuah sepeda motor. Adril membawanya sedikit kencang pada saat itu, karena hari sudah menjelang magrib ia pun mencoba mengejar agar dia sampai dirumah sebelum azan magrib. Tapi sepertinya nasib baik belum berpihak kepadanya. Di sebuah perempatan Adril melaju sepeda motornya dengan sangat kencang untuk mengejar lampu hijau dan ternyata ada penunggang motor yang menabraknya dari samping. Adril pun terlempar dan terpisah dari sepeda motornya. Semua warga di sekitar langsung berlari menuju tempat jatuhnya anak itu. Warga pun mencoba menanyakan nomor telepon keluarganya kepada Adril yang sedang merintih kesakitan.

Deringan telepon pun berbunyi di rumah Adril. Pada saat itu ibunya yang mengangkat dengan perasaan tanda tanya karena Adril belum sampai rumah seperti biasanya. Saat ibunya mengangkat telepon itu, ibunya langsung panik dan bingung. Tidak menunggu lama ibu dan ayahnya langsung bergegas pergi kerumah sakit untuk melihat Adril yang di bawa oleh warga kerumah sakit terdekat. Sesampainya di rumah sakit ibunya langsung mendekat kepada Adril dan bertanya.
"Kenapa kamu Adril? Kok bisa tabrakan?" tanya sang ibu.
"Iya bu.. Tadi Adril ingin cepat-cepat sampai dirumah untuk mengejar magrib" jawab Adril dengan memegang lututnya.
"Makanya kamu harus hati-hati Adril kalau bawa motor" Nasihat sang ayah kepada si Adril.

Setelah 3 hari Adril di rawat di rumah sakit, dokter pun memutuskan tentang kondisi Adril yang sedikit parah. Dokter memberitahukan kepada sang ibu dan ayah bahwa anaknya mengalami patah tulang dan akan cacat. Si ibu dan ayah langsung terkejut mendengar keputusan dokter. Ibu langsung menangis seperti tidak terima bahwa anaknya yang selama ini mencintai olahraga basket harus cacat dan harus duduk di kursi roda. Saat itu Adril mempunyai pacar yang bernama Fani. Saat itu Fani sedikit terkejut melihat pacarnya harus duduk di kursi roda. Fani datang untuk menjenguk karna kemarin dia sempat menelpon kerumah dan ibu Adril langsung memberitahukan kejadian Adril.

Adril di bawa pulang oleh ibu dan ayahnya dengan di dorong memakai kursi roda. Muka Adril saat itu berbeda sperti biasanya. Adril mulai merasa bahwa hidupnya sia-sia. Dia tidak bisa lagi melakukan kegiatan yang selama ini dia gemari. Sesampainya Adril dirumah dia langsung di bantu oleh ayahnya berbaring di tempat tidur. Sambil membantu Adril ayahnya mengajak Adril ngobrol...
"Kamu istirahat dulu ya Adril, jangan banyak bergerak dulu..." Kata si ayah.
"Iya pa,,," Adril hanya menjawab dengan singkat dan lemah.

Semakin hari hubungan Adril dengan Fani agak sedikit goyang. Adril bingung kenapa sifat Fani sedikit agak berbeda dari yang biasanya. Fani menjawab sms dengan apa adanya dan kalau di telpon Fani selalu sibuk. Suatu hari Adril ingin sekali jalan dengan pacar yang dia sayangi. Mereka janjian untuk bertemu di sebuah mall dan Adril di antarkan oleh ayah dan ibunya. Mereka pun duduk berhadapan di sebuah restoran dan sambil menyantap makan siang yang sudah di pesan. Setelah makanan habis di santap mereka pun ngobrol layaknya orang yang sedang kangen.
"Hei.. udah kenyang belum? Tanya Adril ingin mencairkan suasana.
"Udah kok.. heheh.. Eh gimana persiapan ujian kamu?" Tanya Fani membalas.
"Yaa mudah-mudahan aku bisa dapet di UI... Kamu jadi masuk desain di Binus?" Tanya Adril kembali.
"hhmm..." Fani menghela nafas dengan perasaan tidak enak.
"Aku gak jadi di Binus Dril. AKu mutusin untuk ambil desain ke Kuala Lumpur." Fani menjelaskan dengan gelisah.
"Hah?? Kamu kok gak pernah bilang Fan? Baru ini lho aku tau" Jawab Adril dengan kaget.
"Maaf Dril.. Maaaff bangeett... Aku emang baru aja mutusin. Kemaren aku mau ngomong tapi keadaan kamu masih kayak gini." Jawab Fani dengan nada sedih.
"Tapiii Fan... kenapa harus tiba-tiba gini? Jadi kita harus LDR Fan?." Adril kaget.
"Dril... Kamu udah baik banget sama aku. 2 tahun kita sama-sama aku seneng banget Dril. Kamu selalu ada waktu aku butuh, kamu ikhlas buat dengerin semua cuthatan aku. Tapi sekarang aku gak tau kapan kita bisa ketemu lagi Dril. Maafin aku Dril, kayaknya aku harus mutusin kemana hubungan kita ini" Jelas si Fani mata berkaca-kaca.
"Maksud kamu kita udahan Fan?" Jawab Adril penasaran.
"hhmmm...." Fani kembali menghela nafas.
"Maaf Dril, mungkin itu keputusan yang terbaik buat kita. Makasih banget ya kamu udah baik banget sama aku, kamu udah ngertiin aku, kamu udah nemenin aku, kamu buat aku ketawa terus dengan kebodohan-kebodohan kamu, aku juga masi sayang sama kamu Dril. Aku doain kamu bisa dapetin apa yang selama ini kamu inginkan.." Jawab Fani sambil menggenggam tangan Adril.
"hhmmm Yaudah Fan aku juga gak tau harus ngapain. Itu udah keputusan kamu. Aku juga minta maaf dengan kondisi aku yang sekarang gak bisa lagi nemenin kamu kemana-mana. Dan ternyata ini waktu kita yang terakhir, waktu kita yang terakhir buat bisa ketemu dan ngobrol-ngobrol. Aku terima keputusan kamu Fan, walau sebenarnya hati kecil aku belum sanggup. Gak tau kapan aku bisa ngelupain kamu. Semoga kamu juga dapet yang terbaik ya Fan. Jaga diri kamu baik-baik.." Jawab Adril dengan mencoba santai.
Fani pun langsung mengeluarkan air mata melihat cowoknya yang dia sayangi pergi menyorong kursi rodanya untuk meninggalkan restoran tersebut.


Saat hari putusnya Adril dan Fani, Adril pun membiasakan diri dengan sendiri tanpa ada sms atau telfon dari Fani. Tidak terasa waktu ujian kemasukan universitas pun tiba. Semakin hari Adril semakin membaik dan terbiasa dengan hidupnya yang selalu di dorong kemana-mana. Di suatu pagi yang cerah Adril beserta ayah dan ibunya sarapan di meja makan.
"Kamu mau roti atau nasi goreng Adril?" Tanya ibu kepada si Adril.
"hmmm... Adril makan roti aja deh buk.." Jawab Adril dengan tersenyum.
"Adril, bagaimana persiapan kamu untuk besok? Sudah tau kan universitas apa dan jurusan apa yang ingin kamu ambil?" Tanya si ayah dengan maksud mengingatkan.
"Sudah kok pa, Adril sebenarnya ingin masuk UI dengan jurusan Management. Tapi apakah Adril mampu dengan kondisi Adril yang sekarang ini pa? Adril seperti tidak mempunyai percaya diri lagi pa. Adril seperti hidup di kehidupan yang sia-sia" Adril berkata dengan sedih.
"Adriiilll... Kamu jangan gitu. Tidak ada yang sia-sia di hidup ini. Walaupun sekarang kondisi kamu tidak seperti yang dulu lagi, tapi kamu harus yakin masi ada kelebihan yang kamu miliki dalam diri kamu dan itu harus kamu perjuangkan. Ingat! Kamu laki-laki. Kamu harus sabar menghadapi semuanya. Kamu harus tetap berjuang" Ibu menjelaskan dan berharap Adril tetap semangat.
"Iya buk... Adril pasti tetap berusaha" Adril menjawabnya dengan tegas.

Hari sudah berganti dan Adril pun bersiap untuk diantarkan oleh ayahnya ke UI untuk melaksanakan ujian kemasukan. Adril di dorong ayahnya sampai ke tempat duduk ruangan ujian. Saat itu semua mata tertuju kepada Adril. Ujian pun di mulai selama 2 jam.
Setelah ujian selesai Adril pun menyorong kursi rodanya sendiri untuk keluar dari ruangan ujian. Di luar kelas ia bertemu dengan sahabatnya dari SMA yang bernama Doly.

"Adriilll...." Si doly berlari dari arah belakang.
"Eh,, Doly... Gimana ujian kamu?" tanya Adril.
"Yahh.. gitu deh Dril,, Hahahahahaha" Doly seperti tidak yakin akan ujiannya.
"Eh Dril.. sorry ya kmaren aku gak sempat jenguk kamu. Soalnya kan aku pergi ke Jogja sama keluarga." Doly berkata dengan sedikit tidak enak hati.
"Gak apa kok Dol... Santaiii" Adril menjawab dengan santainya.
"Sini aku sorongin ke mobil.." Doly menawarkan diri menyorong ke mobil ayahnya Adril.

Hasil pengumuman ujian kemasukan akhirnya keluar. Ayah Adril langsung bergerak cepat membeli koran untuk melihat hasil ujian. Ternyata Adril lulus di Universitas Indonesia dengan jurusan Management. Ayah dan ibu nya langsung memberikan selamat kepada Adril. Adril pun tidak henti-hentinya tersenyum bahagia sambil melihat koran itu. Ternyata sahabatnya Doly juga masuk di Universitas Indonesia dengan jurusan Teknik.

Tiba hari pertama Adril masuk perguruan tinggi dengan gelar sebagai mahasiswa. Pagi itu Adril mengenakan seragam putih hitam. Karena sedang dalam masa orientasi atau ospek. Adril pun memasuki ruangan yang telah di tentukan oleh panitia ospek.

"Selamat pagiiii semuanyaaa.." Sapa senior memakai jas almamater.
"Pagiii kaakkkk...." Jawab anak baru secara serentak.
"Saya Roby ketua ospek kalian. Selama 5 hari kalian akan mengahadapi masa orientasi. Sekarang ambil 1 lembar kertas dan buat biodata kalian lalu kumpulkan kepada saya sekarang!!!!" Bicara ketua ospek dengan tegas.

Semua mahasiswa baru langsung bergerak cepat mengambil 1 lembar kertas untuk membuat biodata dan dikumpulkan kepada keyua ospek. Setelah semuanya terkumpul, semua mahasiswa baru dikumpulkan di lapangan upacara. Adril pun berusaha bergerak cepat agar dia bisa cepat sampai di lapangan upacara. Di perjalanan menuju lapangan upacara ada sekumpulan senior yang di kenal sering buat rusuh di kampus menyapa Adril.

"Heh dek... Kok lama kali jalannya. Masak udah pake kursi roda jalannya lambat?" Sapa senior itu dengan sok jago.
"Iya kak.. maaf... Maaf kak" Adril menjawab dengan kepala menunduk.
"Yaudah cepat... cepat...." Jawab senior sambil menoleh muka.

Masa orientasi hari pertama selesai. Keesokan harinya pas dengan jadwal terapi Adril dengan dokter. Jadi, dia tidak bisa hadir di ospek hari kedua. Masa orientasi hari ketiga Adril pun hadir dengan seragam yang sama seperti hari pertama. Para panitia ospek masuk ke ruangan dan membacakan absen nama-nama mahasiswa baru. Ternyata giliran nama Adril di panggil, panitia tersebut menanyakan tentang ketidak hadiran Adril waktu masa orientasi hari kedua.

"Kamu kenapa tidak masuk semalam?" Tanya senior.
"Iya kak,, semalam jadwal saya untuk terapi kaki saya" Jawab Adril dengan sedikit rasa takut.
"ooo.. Yasudah tidak apa-apa. Lain kali berikan surat ya Dril". Jawab senior yang baik hati untuk mengerti keadaan Adril.
"Iya kak.. sekali lagi saya minta maaf kak." Adril menjawab dengan perasaan lega.
"Oke... Tidak apa-apa" Senior langsung memaafkannya.

Peringatan untuk istirahat tiba, semua mahasiswa baru diberikan waktu 1 jam untuk istirahat makan siang. Adril mencoba mencari Doly dengan menolehkan mukanya ke kanan dan ke kiri. Ternyata tampak Doly juga sedang berjalan ke arah Adril.

"Eh Dril... Ke kantin yok... Lapar nih" Ajak si Doly dengan memgang perutnya.
"Ayok,,, Aku juga tadi gak sempat sarapan" Adril langsung menerima ajakan Doly.

Mereka pun makan di kantin berdua. Doly dengan lahapnya menyantap jajanannya sedangkan Adril cuma melahap sepiring mie goreng kesukaannya. Semasa mereka melahap makanannya masing-masing. Doly agak sedikit terkejut melihat sesosok wanita yang dia tau dulu pernah suka sama si Adril.

"Eh.. Dril.. Dril... Coba deh liat ke arah jam 9!" Doly menyuruh Adril sambil mengasih kode.
"Emang ada apaan??" Adril bertanya bingung sambil melihat arah jam 9.
"Itu si Gaby yan pernah suka sama loe.. hahahaha" Doly menjelaskan sambil tertawa.
"Ah.. Apaan sih loe... Udah ah makan aja sana" Adril menjawab dengan sedikit kesal.
"Sssiiee... Kok jadi salting sih? hehehehe. okokok..." Doly kembali menyindir Adril.

Gak terasa masa orientasi selesai juga selama 5 hari. Adril merasa lega dan merasa mempunyai banyak teman 1 kelompoknya yang menjadi kawan 1 kelas selama masa orientasi. Adril kembali kerumah dan membuat sebuah jadwal yang berisikan waktu kuliahnya yang sangat padat baginya. Sekarang Adril sudah menjadi anak kuliahan yang mengenakan kaos polo shirt dan jeans.

Continue.............


#Semoga tulisan ini bisa di baca sama temen-temen. Sebenarnya saya bukan penulis. Tapi ingin mencoba menulis aja. Hehehe.. Nah.. ini adalah tulisan yang dari dulu aku pengen tulis. Judulnya "Si Cacat". Tapi ini masih part 1 nya. Tar bakal ada part-part yang lainnya kok. Tungguin yaaa....

Follow @CiaxMan

Intro "Si Cacat"

Si Cacat menceritakan sebuah kisah anak kuliahan yang sangat bekerja keras dalam belajar. Akan tetapi dengan keadaannya yang terbatas dan kondisi dia yang memakai kursi roda membuat aku ingin menuangkan sebuah cerita yang mungkin bisa di bilang untuk memotivasi buat kita semua untuk bekerja keras dan selalu bersyukur dengan kelebihan-kelebihan yang kita dapatkan.

Tunggu yaaaaa................

Saturday, December 3, 2011

Colour > bacanya KOLOR

Benda jenis ini atau yg populernya adalah K O L O R. Adalah benda yang sangat berpengaruh di hidupku. Setiap hari aku hampir gila memikirkan kolor yang kadang saat di butuhkan dia gak ada, tapi disaat kita tidak membutuhkan dia malah tergantung rapi di lemari. Rasanya 1 hari tanpa kolor bagaikan ada motor tapi gak ada minyak. Dan yang paling stressnya ada kolor tapi belum kering... Itu rasanya pahit.

Setiap mandi pasti sehabis mandi kerjaan rutin aku adalah mencuci kolor dan menjemurnya di pintu lemari. Kadang aku gak sanggup kalau harus membagi sabun dengan kolorku. Kemaren aku sempat terkejut sewaktu nyuci kolor. Kebiasaan ku setelah mencuci aku menggantungnya bersebelahan sama handuk di gantungan pintu kamar mandi. Sehabis membilas badan dengan yakinnya aku menggerakkan tangan ke gantungan pintu kamar mandi berharap mengambil handuk. Ternyata yang terambil adalah kolor. Setelah kulihat dan ku bandingkan, ternyata kolorku gak kalah lebarnya sama handuk. Untung kolorku gak di jadiin net badminton.

????

Aku seorang mahasiswa yang bisa di bilang salah jurusan. Aku kecebur di bidang management. Gak tau kenapa aku bisa mengambil jurusan ini. Tp,, its okay lah,,, udah kecebur duluan. Jadi aku angkatan 2007. Setelah tamat sma aku sempat kuliah di USU dengan jurusan yang sama selama 1 tahun. Setelah 1 tahun aku bingung melihat bapakku yang tiba tiba berkata "Rizky, kamu pindah ke Penang" Woowww.... Dapet hidayah apa nih si papa tiba tiba bilang gitu. Dari percakapan itu aku langsung berfikir dan terus berfikir sampai kayang, sampai jongkok di atas lemari, sampe2 kumur2 dan cuci muka di dalam closet. Akhirnya aku memutuskan untuk menerima tawaran bapakku untuk berangkat ke Penang dan mengambil jurusan MANAGEMENT yg skrg aku bilang MANAJAMAN.

Gak kerasa udah 3 tahun aku hidup di kota yg sama sekali gak aku harapkan. Makan dengan rasa yang manis, tidur di kamar yg seperti kandang kuda. Tapi itu bukan suatu penyesalan buat aku. Malah itu menjadi sebuah pengalaman yang mungkin pahit tapi tetap terasa manis. Disini aku banyak ketemu ama anak2 indonesia juga dari berbagai kota. Bisa di bilang sebenarnya kehidupan jauh dari orang tua itu sangat seru, Dimana kalian ngerasain gak ada duit, sakit gak ada yang ngurusin, nyuci baju sendiri, dan baru sekali seumur hidup aku nyuci JEANS sendiri dan itu sangat tidak enak. Bayangin mencuci 3 jeans memakai tangan??? Akhirnya aku memberanikan diri untuk mencuci jeans tersebut memakai kaki. Dari kaki kiri sampe kaki kanan, malah kemaren mau pinjem kaki nya roommate aku. Pokoknya seruuuu..... Tapi tidak lepas dari tanggung jawab aku sebagai anak kuliahan. Asseekkkkk....

Dunia Semakin Aneh

Kenapa dunia semakin aneh?

Saya bingung melihat dunia persetanan yang telah menghipnotis manusia untuk menyukai dunia tersebut. Banyak sekali orang orang yang mencoba memelihara setan yang berbentuk binatang. Contoh seperti harimau lah, macan lah, monyet lah, untung bukan siput *susah jalannya.

Saya jadi inget suatu cerita teman saya. Ada tetangganya yang kesurupan dan bertingkah laku layaknya harimau. Si harimau tersebut pun mengaung-mengaung. Sesaat kemudian ada seorang yang bisa kita sebut ahli gaib datang menghampirinya dan bertanya kepada si harimau. Kamu siapa?. Aku harimau, buahahahaha *jawab si harimau. Si ustadz kembali bertanya "Kamu dari mana?". Si harimau kembali menjawab "Aku dari kuburan sebelah". Kamu mau apa? *tanya si ustad. Aku mau bunga mawar *jawab si harimau. Si ustadz dalam hati berbicara "Ya ollooo so sweet bgt sih nie harimau mintanya mawar. Yang saya bingungnya kenapaaa org kesurupan mintanya mawar? Kenapa gak minta KFC kek, McD kek, sesuatu yang gampang di cari gitu lhooo. Dan si ustad pun membaca semua ayat, dari ayat kursi sampe ayat ayat cinta. Tapi si harimau tetap gak mau keluar. Saya langsung berfikir, apabila ayat kursi tidak mempan, kenapa gak pernah kita coba apabila ada yg kesurupan kita lempar kursi jangan ayat kursi. Pasti aku yakin tuh setan keluar dan lari.

Cerita punya cerita saya jg ingat bahwa temen saya ada yang memlihara harimau seperti yang diatas. Jadi, di suatu hari temen saya kesurupan. Dan kami memanggil ustadz. Lalu si ustadz bertanya. "Kamu mau apa?". Si harimau diam. Si ustadz bertanya lagi "Kamu mau apa?". Si harimau malah menjawab "Apa aja booyyyeeee". Setelah kawan saya sadar, dia lalu jujur bahwa harimau dia adalah harimau betina.

Jadi, kesimpulannya hiduplah sebagaimana kalian di ciptakan. Jangan pernah berusaha untuk menjadi seekor macan atau sebagainya. Tapi jadilah seorang yang bermanfaat....

Follow @CiaxMan